Sunday, February 23, 2014

Jusuf Kalla, Capres potensial Parpol Islam

Jusuf Kalla, Capres potensial Parpol Islam




LENSAINDONESIA.COM: Gagasan dan ide membentuk koalisi Parpol Islam dengan poros tengah jilid II-nya sebagai upaya melahirkan figur dan tokoh Capres baru di kalangan untuk menjadi lawan tanding Capres nasionalis terus diupayakan oleh Political Communication Institute (POLCOMM).


Hasilnya, nama mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla keluar sebagai figur Capres dari Parpol Islam yang lebih banyak akan dipilih publik dalam Pemilu 2014.


Baca juga: Koalisi Parpol Islam masih dirindukan, meski tak ada figur panutan dan Parpol Islam kehilangan figur pemersatu


Jusuf Kalla bahkan jauh mengungguli tokoh dan pimpinan partai seperti Hatta Rajasa (PAN), Suryadharma Ali (PPP), dan Muhaimin Iskandar (PKB).


Berikut hasil survei yang dipublikasikan POLCOMM Institute, Minggu (23/02/2013) tentang Capres yang diajukan Parpol Islam yang dipilih publik dalam Pemilu 2014.


Jusuf Kalla 17,6%, Hatta Rajasa, 10.8%, Yusril Ihza Mahendra 9,3%, Mahfud MD 7,3%, Hidayat Nur Wahid 4,2%, Surya Dharma Ali 3,4%, Anis Matta 2,1%, Ahmad Heryawan 1,2%, Muhaimin Iskandar 1,2%, dan terakhir raja dangdut, Rhoma Irama yang hanya berkisar 0,7%.


Menurut Direktur POLCOMM Institute, Heri Budianto, potensi pemilih Jusuf Kalla didominasi oleh responden dari Indonesia Timur.


Publik menilai positif kinerja Jusuf Kalla di bidang sosial dan pelayanan masyarakat. Selain itu, Jusuf Kalla dinilai sebagai figur yang cepat dan tanggap mengambil keputusan dalam memberikan solusi persoalan bangsa.


Sementara Ketua Umum PAN, Hatta Rajasa dinilai berpengalaman di pemerintahan dan dinilai sebagai figur yang diterima oleh semua kalangan. Potensi pemilih Hatta Rajasa dari wilayah Sumatera dan Jawa.


Sementara yang lain seperti Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra dinilai sebagai tokoh yang mengerti tata pemerintahan dan dianggap mampu membawa perubahan dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.


Begitu juga dengan mantan hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dinilai sebagai pemimpin bersih dengan potensi pemilih dari wilayah Kalimantan dan Jawa. Demikian juga dengan Politisi PKS, Hidayat Nur Wahid yang dinilai sebagai figur bersih dan peduli.


Selain tokoh-tokoh tersebut, POLCOMM Institute juga menjaring tokoh-tokoh alternatif yang kemungkinan dipilih jika dicalonkan oleh Parpol Islam.


Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin keluar sebagai tokoh yang banyak dipilih publik disusul oleh tokoh muda Nahdhatul Ulama (NU) yang juga sebagai Capres konvensi Demokrat, Ali Masykur Musa dan mantan calon Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.


Berikut Capres alternatif dari Parpol Islam yang paling pantas diajukan oleh koalisi Parpol Islam.


Din Syamsudin 12,7%, Ali Masykur Musa 10,4%, Khofifah Indar Parawansa 9,3%, Anies Baswedan 7,2%, KH. Said Aqil Siradj 3,9%, Jimly Asshiddiqie 3,3%, Ahmad Yani 1,6%, KH. Hilmi Aminuddin 0,7%, dan Suharso Manoarfa 0,4%


Sementara untuk elektabilitas Parpol Islam yang banyak dipilih publik dalam Pemilu 2014 adalah Partai Amanat Nasional (PAN) menempati posisi atas, berikut hasilnya.


Partai Amanat Nasioanl (PAN) 9,7%, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 9,2%, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 6,4%, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 4,7%, da terakhir Partai Bulan Bintang (PBB) 4,4%.


Menurut Heri Budianto, publik menilai PAN adalah partai terbuka, nasionalis dan fleksibel dibandingkan dengan Parpol Islam lain. Sementara PPP dinilai publik sebagai partai yang berpengalaman, akomodatif dan merupakan Parpol Islam pertama.


Sedangkan untuk PKB dinilai sebagai partai yang memiliki massa besar, familiar yang banyak dapat dukungan kyai. Dan untuk PKS, publik melihat sebagai partai soliditas kader, militansi dan organisasi yang tertata dengan baik. Sementara PBB dinilai publik masih sangat bergantung pada ketokohan Yusril Ihza Mahendra.


Untuk diketahui, POLCOMM Institute melakukan survei ini dengan teknik pengumpulan data wawancara langsung di 29 provinsi. Survei tidak mencakup wilayah Papua, Papua Barat, NTT, Bali dan Sulut. Jumlah responden sebanyak 1.200 orang dari polulasi seluruh warga Indonesia yang telah terdaftar dalam daftar pemilih tetap.


Survei ini dilakukan pada 25 Januari-15 Februari 2014 dengan menggunakan metode multistage sampling dengan perkiraan margin of error sebesar ±3,1% pada tingkat kepercayaan 96,9%.@firdausi


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment