Tuesday, March 25, 2014

Hipertensi “the silent killer”, kenali sebelum terlambat!

Hipertensi “the silent killer”, kenali sebelum terlambat!




HIPERTENSI atau dikenal dengan tekanan darah (tensi) tinggi adalah suatu penyakit yang ditandai dengan tekanan darah di atas normal. Umumnya tidak menimbulkan gejala, sehingga sering disebut sebagai “silent killer”.


Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah kronis (sitolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHG). Semakin tinggi tekanan darah, maka akan memiliki risiko terjadinya komplikasi yang semakin tinggi pula.


Baca juga: Gandeng PMI, Lanal Balikpapan gelar donor darah dan Kodam Jaya gelar donor darah


Terlebih lagi pada orang tua dengan umur diatas 65 tahun, mereka mempunyai risiko terjadinya hipertensi dua kali lebih besar daripada orang muda dengan umur dibawah 65 tahun.


Namun, penyebab terjadinya hipertensi ada dua hal. Yaitu, genetik dan didapat 95% kasus hipertensi tidak diketahui penyebabnya atau disebut hipertensi primer. Namun, umumnya dipicu oleh obesitas, asupan garam yang tinggi, dan kolestrol yang tinggi.


Dan, 5% sisanya disebut sebagai hipertensi sekunder atau hipertensi yang diketahui sumber penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah. Sebagai contoh adalah penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, ganguan anak ginjal, dan lainnya.


Pada orang-orang yang mempunyai genetik darah tinggi biasanya sensitif terhadap konsumsi garam yang tinggi, minuman beralkohol, obat kontrasepsi, obat-obatan anti inflamasi non steroid, obat pilek (dekongestan) dan obat-obatan diet (obat-obatan penekan nafsu makan).


Sedangkan yang didapat adalah interaksi manusia dengan lingkungannya. Misalnya, orang yang mudah marah atau tersinggung lebih berisiko terkena hipetensi daripada orang yang sabar. Contoh lain, pola konsumsi makanan, seperti makanan berlemak, makanan yang terlalu asin lebih baik dihindari karena dapat menyebabkan hipertensi. Kurangnya olahraga juga merupakan salah satu penyebab terjadinya hipertensi.


Diperlukan beberapa data pendukung mengenai tekanan darah sebelum penderita didiagnosa hipertensi. Secara umum, seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg yang diukur lebih dari 2 kali dalam kurun waktu berbeda serta pengukuran dilakukan dalam posisi duduk .


Seorang yang baru didiagnosis hipertensi perlu melakukan evaluasi awal untuk menilai pola hidup dan faktor risiko penyakit kardiovaskular, mencari kemungkinan penyebab hipertensi dan menilai ada / tidaknya kerusakan organ target.


Gejala seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi sangat bervariasi, mulai dari yang tidak bergejala sama sekali hingga yang bergejala mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala seperti pada umumnya adalah sakit kepala, pandangan yang kabur, perasaan yang berdebar, leher dan pundak yang terasa kaku, mengingat hipertensi adalah suatu penyakit sistemik (luas menyeluruh) yang mampu menyebabkan gangguan bermacam sistem organ tubuh.


Komplikasi yang mungkin terjadi akibat keadaan hipertensi yang terlalu lama tidak tertangani ataupun kadar tekanan darah yang terlalu tinggi melampaui kemampuan tubuh untuk menkompensasi sangat luas pula. Seperti, antara lain, penyakit stroke, kelainan pada retina, pembesaran jantung kiri, gagal jantung, pembengkakan paru, hingga yang paling terkenal menjadi pembunuh nomor 1 di dunia saat ini, penyakit jantung koroner.


Pada pengobatan hipertensi ada 2 secara garis besar, yakni farmakologis (obat) dan non farmakologis. Lima golongan obat yang dapat digunakan, anara lain adalah golongan ACE inhibitor, golongan ARB, golongan Penghambat terowongan kalsium (Calcium Channel Blocker), golongan Diuretik, golongan Beta blocker.


Semua macam obat antihipertensi ini memiliki mekanisme yang bermacam – macam dengan tujuan utama yang sama yakni menurunkan tekanan darah, namun dalam penggunaannya memiliki indikasi yang berbeda ( usia muda atau tua, kondisi penyakit lain yang menyertai hipertensi), cara pemakaian yang berbeda (sekali atau dua kali sehari contohnya) yang oleh karena alasan inilah, pemberian obat antihipertensi hanya dapat dimulai apabila sudah mendapatkan anjuran dari dokter.


Tidak hanya obat – obatan, perubahan pola hidup (non farmakologis) dapat memberikan dampak yang positif dalam penurunan tekanan darah, seperti contohnya penurunan berat badan, olah raga yang teratur, hindari makanan berlemak, perbanyak makan sayur dan buah, batasi atau hindari konsumsi garam berlebih. @angga_perkasa


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment