LENSAINDONESIA.COM: Memasuki sepekan menjelang Pemilu, suhu politik Parpol semakin panas. Aksi saling jegal antar partai politik peserta Pemilu semakin keras. Pasca Capres Golkar Aburizal Bakrie (ARB) dihantam video
sensasi plesir dengan artis, belakangan isu tambah panas juga menyodok Capres Prabowo Subiyanto terkait isu masa lalunya soal pelanggaran HAM.
Serangan pelanggaran HAM itu diantaranya soal penculikan mahasiswa di saat Prabowo Subiyanto menjabat Danjen Kopassus maupun Pangkostrad.
Baca juga: Survei PolcoMM Jokowi sulit dikejar, Prabowo kalah 12 persen dan PDI Perjuangan kuasai kursi dewan jika Pemilu digelar sekarang
Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, menilai, serangan politik terhadap Prabowo menggunakan isu itu sia-sia. Faktanya, laju pencapresan Prabowo tidak terhenti. Serangan dengan isu HAM itu sudah tidak efektif lagi, karena masyarakat Indonesia banyak terpusat di desa, tidak terlalu banyak tahu dan peduli dengan kasus politik tingkat tinggi.
“Secara mayoritas masyarakat Indonesia 50 persen belum melek politik. Misal, kita tanya masyarakat di pedesaan apakah mereka mengetahui pelanggaran HAM yang dilakukan prabowo, saya yakin tidak tahu,” kata Emrus dalam acara diskusi di Resto Cheese Cake, Cikini, Jakarta, Kamis (3/4/14).
Emrus menilai, bahwa yang dilihat masyarakat saat ini dari sosok Prabowo Subianto adalah gagasan politiknya, bukan lagi masa lalunya. Ini menandakan ketajaman Prabowo maupun timnya yang populer dengan menelurkan enam program dalam menata Indonesia ke depan.
Program-program itu, lanjut Emrus, membuat penasaran, masyarakat Indonesia, terutama di pedesaan. Masyarakat tetu menaruh harapan besar terhadap janji-janji Prabowo dalam setiap kampanyenya.
“Saya kira Isu ini lebih dominan dibandingkan pengangkatan isu HAM,” kata Emrus. Artinya, “Nyerang Prabowo isu HAM nggak ngaruh, Bro!” @firdaus
0 comments:
Post a Comment