LENSAINDONESIA.COM: Ujian Nasional (UN) tingkat SMP/MTs yang mulai digelar Senin (5/5/14), dinilai kacau. Pasalnya dari 20 paket soal mata pelajaran (mapel) Bahasa Indonesia pada beberapa lembar soal tidak ada nomor 13. Dan nomor 40-nya tercetak dobel. Diperkirakan ada 3-4 paket soal.
Kejadian itu diketahui di beberapa sekolah, seperti di SMPN 1 dan SMPN 5 Surabaya. Sisminarto, Kepala Sekolah SMPN 5 Surabaya menjelaskan, tidak adanya soal nomor 13 ini baru diketahui setelah soal dibagikan dan ada peserta UN yang menanyakannya.
Baca juga: Mendikbud ikuti penanganan kasus "kunci jawaban UN" dijual Rp150 ribu dan 21 siswa Surabaya dilarang ikut UN, DPRD sarankan pidanakan Kepsek
“Iya tahunya waktu soal dibagi ke siswa dan ada laporan soal yang tidak ada dan dobel. Tapi, kami imbau untuk semua siswa agar tenang dan mengerjakan apa adanya,” ujarnya saat dikonfirmasi LICOM, Senin (5/5/2014).
Sementara, Prof Zainudin Maliki, Ketua Dewan Pendidikan Jatim menyebut pelaksanaan UN SMP kali ini kacau karena adanya kasus tersebut. “Jelas kalau kayak gini. Itu kan menyulitkan siswa. Ini soal nomor 13 tidak ada, tetapi soal nomor 40 ada dua dengan soal berbeda. Saya tidak tahu bagaimana pemindaannya nanti,” cetusnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, bahwa hal menyulitkan peserta UN yang dimaksud karena pada Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) untuk soal nomor 40 hanya ada satu. Sedangkan soal nomor 40 tercetak dobel. “Terus jawaban yang satunya ditulis dimana? Atau harus dipilih salah satu saja? Kacau kalau seperti ini,” imbuhnya.
Dengan kekacauan seperti ini, pihaknya menilai sebaiknya memang UN tak harus digelar secara massal. “Amanat UU Sisdiknas kan evaluasi belajar seperti UN ini hanya untuk pemetaan. Kalau hanya pemetaan, ya cukup digelar secara random. Terus, hasilnya diumumkan secara terbuka. Pemetaan itu bisa untuk melihat standar kompetensi,” ujarnya.
Diketahui, soal UN SMP mapel Bahasa Indonesia sempat ditarik karena tiga soal diantaranya memuat tentang Joko Widodo (Jokowi), Calon Presiden dari PDIP. Di Jatim penarikan soal tidak terjadi karena saat soal di daerah lain ditarik, soal-soal tersebut belum dikirimkan ke Jatim. Sehingga soal sampai ke Jatim, kondisinya sudah terevisi oleh pusat. @sarifa
0 comments:
Post a Comment