LENSAINDONESIA.COM: Anggota Dewan Pertimbangan Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo menegaskan partainya tetap netral, meski memberikan dukungan pada pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Hatta.
Ia mengibaratkan Partai Demokrat hanya ‘kawin siri’ dan keberanian melakukannya karena tak mengincar jabatan.
Baca juga: Demokrat harap kampanye terakhir Pilpres dilakukan secara elegan dan Temuan IDM beda, Prabowo-Hatta unggul 14,3% dibanding Jokowi-JK
“Kita nggak takut ditinggalin, kita memang kawin siri tapi nggak minta jabatan. Prabowo ketemu saya nggak pernah mengajak saya ngomong soal jabatan,” kata Pramono di Jakarta, Jumat (04/07/2014).
Selain itu, mantan KSAD TNI tersebut mengatakan dirinya juga mendukung Prabowo-Hatta secara pribadi. Bahkan, pendukungnya pun ikut ke membantu kemenangan pasangan capres-cawapres nomor urut 1.
“Saya sejak 1 juni sudah menyatakan dukung Prabowo-Hatta. Saat dengar visi-misi saata Hotel Sahid. Konstituen saya pas konvensi juga dukung saya ke Prabowo-Hatta,” ujarnya.
Selain itu, adik ipar SBY itu menegaskan partai belum akan memikirkan sanksi terkait kader-kader mbalelo. Namun, ia menilai sanksi tak akan ada, berkaca pada pernyataan SBY yang membiarkan kadernya memilih capres pilihannya.
“Tidak koalisi, jangan golput. Saat ini sanksi tidak ada. Diberikan kebebasan untuk memilih. Saya jamin tidak ada perpecahan. Kita tidak koalisi silakan mengarahkan suaranya. Pada saat Rapim, keputusan SBY itu netral dan menyerahkan. Artinya sudah bebas,” tutur Pramono.
Selain itu, Pramono bersikap sportif. Bila Jokowi-JK yang menang maka Partai Demokrat juga akan bersikap sportif. Program pro rakyat akan dikawal, tapi bila ada janji Jokowi yang tak ditepat, maka Partai berlambang bintang mercy itu akan merongrongnya.
“Menghalangi tanpa alasan tidak boleh. Demokrat tak akan lakukan seperti yang dilakukan orang lain. Dulu nyatakan tidak, sekarang mikir. Kalau balas-balasan tak akan pernah jadi Indonesia. Kalau tak sesuai janji, kita keras,” pungkasnya@endang
0 comments:
Post a Comment