LENSAINDONESIA.COM: Perusahaan pengembang terkemuka yang berbasis di Sydney, Australia, mengungkapkan fakta baru perihal pertumbuhan harga property untuk tahun 2015.
Head of Crown Asia, Michael Ginarto, mengatakan bahwa kenaikan harga properti yang terjadi tahun 2014 membuat para analis pasar property menghitung ulang kemungkinan kenaikan harga yang terjadi 2015.
Baca juga: CPA Australia kompetisikan akuntansi cetak akuntan andal Indonesia dan Putus kerjasama dengan Australia, Indonesia kekurangan garam
Hal ini dipertegas pernyataan salah satu perusahaan penelitian terkemuka Australia, SQM Research Louis Christopher, Managing Director dari SQM Research. Menurutnya , telah menaikkan proyeksi pertumbuhan harga property di Sydney menjadi 11% hingga 15% untuk tahun 2015. Prediksi sebelumnya, hanya sekitar 8% hingga 12 % untuk Sydney.
“Lokasi-lokasi dengan kekurangan pasokan hunian, seperti halnya Sydney, akan terus
memiliki pertumbuhan harga properti yang kuat, meskipun suku bunga relatif rendah,” ungkap Christopher dalam keterangan persnya kepada LICOM, Senin (27/4/15).
Kondisi ini dipengaruhi faktor-faktor lokal. Meskipun hipotek tergolong rendah, namun naik turunnya harga sebagian besar ditentukan kondisi ekonomi lokal masing-masing kota.
“Sydney, misalnya, memiliki pertumbuhan penduduk yang kuat. Kota ini semakin
berkembang karena terjadi penambahan sekitar 90,000 penduduk pada tahun lalu,” ungkapnya Jumlah populasi itu menyebabkan kota Sydney masih mengalami kekurangan ketersediaan hunian, meskipun ijin membangun gedung sudah terjadi peningkatan.
Head of Crown Asia, Michael Ginarto, menekankan bahwa peluang investasi ini juga
ditawarkan bagi para investor asal Indonesia dan Singapura.
“Kondisi ini semakin membuka peluang bagi Crown Group dalam memasarkan produk-nya di kawasan Asia Tenggara, khususnya di Indonesia dan Singapura” ungkap Michael Ginarto.
Pada 2014, pasar Indonesia dan Singapura memberikan respon yang sangat positif terhadap produk-produk yang kami tawarkan. “Tentu saja, selain kualitas produk yang mumpuni dan berkelas dunia, tingkat kenaikan harga properti di Sydney, Australia , membuat semakin banyak investor dari Indonesia dan Singapura menjadi semakin tertarik untuk masuk ke pasar properti di sana.” tambahnya.
Dalam laporan terbarunya, Louis Christopher juga menambahkan bahwa tingginya
kenaikan harga di Sydney dibandingkan kota-kota lain seperti Melbourne, Brisbane,
Canberra dan Goldcoast juga dipengaruhi fundamental ekonomi dari ibukota Negara bagian NSW itu yang kuat, termasuk peningkatan pendapatan yang diharapkan dari privatisasi infrastruktur listrik.
“NSW memiliki kondisi ekonomi yang kuat dan masa depan terlihat sangat menjanjikan pada belanja infrastruktur, dengan asumsi bahwa parlemen negara bagian telah menyetujui anggaran yang diajukan,” ujar Christopher.
Saat ini terdapat mega proyek yang sedang dibangun di Sydney termasuk International
Convention Centre baru di Darling Harbour, kawasan Barangaroo senilai RP 60 triliun
dan proyek revitalisasi sebesar Rp80 triliun di kawasan Green Square termasuk
perpustakaan umum dan fasilitas taman yang baru.
Pemerintah Federal NSW bahkan sudah mengalokasikan anggaran Rp20 triliun untuk
pengembangan kawasan Parramatta dalam beberapa tahun kedepan.
“Bahkan tingkat pengangguran Sydney jauh lebih rendah dari rata-rata nasional,” tambah Cristopher.
Laporan untuk April 2015 yang disusun pialang saham Commonwealth Bank, CommSec, menunjukkan faktor kunci dalam kebangkitan ekonomi negara bagian NSW baru-baru ini menjadi alasan utama kekuatan sektor perumahan.
Pertumbuhan penduduk yang terjadi membantu mendorong harga properti dan memicu permintaan akan hunian baru. “Selama kuartal terakhir, NSW meningkatkan posisinya pada pembiayaan perumahan dan kebutuhan akan hunian baru mulai mengkonsolidasikan posisinya di peringkat puncak kinerja ekonomi,” menurut laporan CommSec.
Laporan CommSec juga mengungkapkan prospek ekonomi negara bagian NSW sangat sehat. “NSW sangat didukung oleh kegiatan konstruksi pemukiman dan belanja infrastruktur selama tahun 2015,” jelas laporan tersebut.
Suku bunga yang rendah dan dolar Australia yang kompetitif memiliki peran penting untuk peningkatan ekonomi NSW baru-baru ini.
Pada Mei 2015, Crown Group akan meluncurkan Crown Ashfield, manara apartemen mewah senilai Rp880 milyar di kawasan barat Sydney yang sedang berkembang.
Terletak sekitar 6 kilometer dari CBD, Ashfield merupakan kawasan barat Sydney yang
sedang berkembang dan sangat populer bagi kalangan profesional muda dan keluarga.
Ashfield berbatasan dengan pinggiran kota yang eklektik dengan keindahan lingkungan
budaya seperti Summer Hill, Haberfield dan Leichardt. @licom_09
0 comments:
Post a Comment