LENSAINDONESIA.COM: Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, memastikan kondisi pompa air di berbagai titik di ibu kota dalam kondisi siap.
“Siap, aman semua, dan kami tinggal mengecek pompa-pompa air yang mobile, sehingga kalau ada genangan air di mana, pompa kita bisa mobile,” ujar Djarot di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (29/12/2014).
Baca juga: Satpol PP DKI Jakarta klaim siap terjunkan tim penyelamat banjir dan Inilah 14 titik lokasi rawan banjir sorotan Gubernur DKI Jakarta
“Cuma persoalannya, sekarang tergantung berapa curah hujannya, bagaimana kondisi lautnya,” imbuh dia.
Menurut politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, 144 pompa air yang dimiliki Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI tak akan mampu menyedot seluruh air banjir di Jakarta, bila curah hujan cukup tinggi, melainkan hanya mempersingkat
genangan air.
“Makanya saya berdoa curah hujan jangan terlalu luar biasa. Kalau terlalu luar biasa akan kewalahan, meskipun pompa air sudah siap semua. Saya pikir itu yang paling penting,” harapnya.
Kata mantan wali kota Blitar ini, salah satu yang memperparah banjir di Jakarta adalah banyaknya pemukiman di sekitar bantaran kali, sehingga normalisasi kali terhambat. Sebab itu, dia berharap pers mampu membantu mengentaskan masalah
tersebut.
“Untuk memberi pemahaman, terutama kepada masyarakat yang tinggal di bantaran sungai. Tetapi, kita kedepankan dialog, bahwa pemerintah DKI tidak mungkin sengsarakan, telantarkan masyarakat,” paparnya.
Di sisi lain, Djarot berencana menyulap wajah kumuh sungai Ciliwung menjadi tempat wisata, lantaran berpotensi menjadi ekowisata. Selain itu, menurut mantan anggota DPRD Jawa Timur ini, masyarakat juga bisa mengetahui tanaman langka asal Betawi, seperti pohon Menteng, selain menjadi ekosistem
lingkungan.
“Saya ingin tanaman langka asal Betawi dikenal oleh anak muda, daripada jalan ke mal atau kafe mending ke Ciliwung,” ungkapnya.
Wacana Djarot tersebut mendapat sambutan positif dari anggota Komisi D DPRD DKI membidangi masalah pembangunan dan infrastruktur, Zainuddin. Menurutnya, normalisasi proyek ekowisata kali Ciliwung harus selesai pada 2017 mendatang.
“Biar bisa cepat dibangun, Ciliwung bisa dijadikan seperti pembangunan Kanal Banjir Timur (KBT), yang mana di situ terdapat jalur sepeda, jogging track, dan ruang terbuka hijau,” katanya terpisah.
Kata Oding, sapaan akrab Zainuddin, kali Ciliwung sebaiknya dinormalisasi terlebih dahulu, membebaskan sekira 20-30 meter dari kali tanahnya untuk membuat jalan inspeksi.
Kemudian, bagi sekretaris DPD Golkar Jakarta ini, sebaiknya konsep ekowisata Ciliwung nantinya menawarkan transportasi air, sehingga warga ibu kota bisa menikmati kendaraan air, seperti dayung atau sampan yang disediakan pemerintah. @fatah_sidik
0 comments:
Post a Comment