Monday, June 30, 2014

Laskar Santri: Fahri harus minta maaf pada jutaan santri Indonesia!

Laskar Santri: Fahri harus minta maaf pada jutaan santri Indonesia!




LENSAINDONESIA.COM: Koordinator Nasional Laskar Santri Nusantara (LSN) Moh Utomo mengecam pernyataan anggota tim sukses pasangan Prabowo-Hatta, Fahri Hamzah yang menyebut Joko Widodo (Jokowi) sinting karena menjanjikan 1 Muharam sekaligus sebagai Hari Santri Nasional.


Ia mengatakan, pernyataan Fahri sebagai tantangan perang terbuka kepada jutaan santri dan pesantren di Indonesia. Menurutnya, pernyataan Fahri Hamzah adalah cerminan politisi amnesia sejarah, sempit pandangan dan dangkal pemahaman sejarah.


Baca juga: KBNU: Kita lawan Fahri Hamzah yang tidak paham sejarah santri dan Fahri PKS hina Capres Jokowi "sinting", digugat di Bawaslu


“Kami sebagai bagian dari santri sungguh merasa terlecehkan, terhinakan dan dilukai karena pernyataan Fahri Hamzah. Kami bukan warga negara yang sinting. Kami bagian penting dari negeri ini yang punya peranan nyata membangun negeri,” kata Moh Utomo, Jakarta, Selasa (1/7/2014).


Karena itu, LSN meminta agar Fahri menarik ucapan tersebut dan dalam waktu 1 x 24 jam ke depan, Fahri harus meminta maaf kepada jutaan santri seluruh Indonesia.


“Jika dalam waktu 1 x 24 jam Fahri tidak meminta ma’af, maka kami akan menggerakkan seluruh jaringan santri di penjuru nusantara untuk terus menerus melakukan aksi massa memprotes keras pernyataan Fahri Hamzah,” tegasnya.


Selain itu, LSN meminta agar pasangan Prabowo-Hatta mengajari kepada seluruh tim suksesnya untuk tidak melecehkan santri.


“Jika Prabowo-Hatta mendiamkan saja prilaku anti santri dari Fahri Hamzah tersebut, maka sama saja artinya Prabowo-Hatta juga melecehkan dan meremehkan santri se Indonesia,” katanya.


Karena itu, Laskar Santri Nusantara menyerukan kepada seluruh santri dan pesantren se-Indonesia untuk tidak memilih pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta pada Pilpres 9 Juli mendatang karena telah melecehkan Santri se-Indonesia. @endang


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

KBNU: Kita lawan Fahri Hamzah yang tidak paham sejarah santri

KBNU: Kita lawan Fahri Hamzah yang tidak paham sejarah santri




LENSAINDONESIA.COM: Celotehan anggota Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, politikus muda Senayan Fahri Hamzah di akun twitter-nya yang menyebut Capres Jokowi ‘sinting’ karena menyetujui dan akan menetapkan 1 Muharam juga sebagai Hari Santri Nasional, memanas.


Ketua Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU), Sultonul Huda menganggap tindakan Fahri Hamzah termasuk melecehkan kaum santri, yang punya peran besar terhadap berdirinya negara Indonesia.


Baca juga: Fahri PKS hina Capres Jokowi "sinting", digugat di Bawaslu


Sultonul menyesalkan sikap arogan Fahri Hamzah, sehingga menimbulkan reaksi keras Tim Pemenangan Jokowi-JK, mengadu ke Bawaslu dan bila memenuhi unsur penghinaan bisa dilanjutkan ke penanganan pidana.


“Pernyataan Fahri tersebut, membuktikan bahwa dia tidak paham peran sejarah berdirinya bangsa Indonesia yang melibatkan kaum santri dari pra kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan sampai sekarang. Kami akan lawan ucapan jorok Fahri itu,” tegas Sultonul Huda, Jakarta, Selasa (01/06/14).


Menurut Sulton, Santri yang pada waktu itu dikomando KH Hasyim Asyari mencetuskan jihad revolusi, sebagai awal embrio dari perjuangan dan kemerdekaan Indonesia.


“Jadi wajar jika Jokowi menghargai peran santri dengan menetapkan (dan menepatkan) tanggal satu Muharram sekaligus sebagai Hari Santri Nasional,” tegasnya membela Jokowi, karena juga dikonsultasikan ke organisasi santri.


Alasan itu, Sulton mempertegas bahwa KBNU yang punya jaringan santri di seluruh Indonesia, semakin yakin bahwa pasangan Prabowo-Hatta tidak punya keberpihakan terhadap kelompok santri.


“Ini bukti jelas, bahwa Prabowo dan PKS anti terhadap kelompok santri,” tegasnya.


“Tim Prabowo-Hatta melalui Fahri sudah jelas-jelas anti santri. PKS adalah penumpang gelap di dalam perjalanan bangsa kita, dan penumpang gelap reformasi,” tegas Sulton, merasa terhina. @endang


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

Khatibul Umam: Kyai NU jangan terhasut politik seperti tragedi 1965

Khatibul Umam: Kyai NU jangan terhasut politik seperti tragedi 1965




LENSAINDONESIA.COM: Ketua Dewan Pembina Kyai Santri Nusantara (Ksatria NU) Khatibul Umam Wiranu menjelaskan, Ormas NU tidak mendukung Capres manapun dan memberikan kebebasan kader NU untuk memilih salah satu pasangan Capres.


“Kader politik yang dari NU itulah yang memberikan dukungan. Dalam arti organisasi memang tidak, tapi dari kyai itu kan secara personal.

Jadi personal-personal saja yang mendukung,” kata Khatibul Umam Wiranu, di Pulau Dua, Jakarta, Senin (30/06/14).


Baca juga: Jokowi-Jk "revolusi mental" demi Indonesia sehat, bukan demi "Omdo" dan Kyai kampung menyatukan suara menangkan Jokowi-JK


Menurut Wakil Wakil Ketua II DPR RI ini, Ksatria menjadi pelaksana Jubir Prabowo-Hatta di beberapa tempat. Karena para kyai tidak bisa berkampanye, karena mendapatkan amanah dari kyai sepuh untuk menyosialisasikan ke masyarakat.


“Jadi tokoh-tokoh kyai senior memang mendukung Prabowo-Hatta,” tandasnya, mengklaim.


Dia juga mengakui, adanya kekhawatiran terhadap sebagian kyai NU mendukung Capres lain. Jangan sampai sesama kyai NU terhasut kepentingan politik tertentu dan gampang diadu domba oleh berbagai pihak. Jangan sampai situasi tragedi politik 1965 terjadi lagi. Itu yang kita dengungkan di media sosial.


“Janganlah masyarakat Islam dibawah terpancing tarikan elit-elitnya,” tegas Wiranu, mengingatkan keras.


Sebagai Ketua Dewan Pembina organisasi kyai santri NU, Wiranu menegaskan, pihaknya tidak mempersoalkan adanya sebagian kyai tidak mendukung Prabowo-Hatta. Terpenting jangan ada provokasi dari pihak-pihak tertentu.


“Kami Kyai dan Santri Nusantara (Ksatria NU) mengimbau agar bentrok fisik antar pendukung Capres-Cawapres seperti di Yogyakarta tidak terulang kembali, apalagi meluas,” kata Wiranu.


“Kami meminta agar penegak hukum menindak tegas terhadap kelompok yang sengaja bertindak diluar aturan hukum tentang kampanye yang sudah ditetapkan penyelanggara Pemilu,” tambahnya.


Mengingat, Pilpres tinggal hitungan jari, Ksatria NU mengajak dan menyerukan segenap masyarakat muslim, khususnya warga Nahdliyin agar tetap solid, “Tidak mudah terprovokasi dan dipecah belah oleh isu-isu yang tidak jelas sumbernya,” tandasnya.


“Kesatuan dan persatuan dalam mewujudkan politik Indonesia yang santun, damai dan bermartabat adalah bagian dari prinsip berpolitik bangsa kita,” tambah Wiranu.


“Karena itu kami mengkonsolidir seluruh jaringan kami diseluruh nusantara. Insya’ Allah barisan pendukung kami, Ksatria NU untuk Prabowo-Hatta tetap solid.”


Wiranu juga klaim para kyai kampung, imam masjid, dan mushola serta santri-santri yang jadi pemuka agama di masyarakat tetap teguh mendukung pasangan Prabowo-Hatta. “Akan kami kawal dan menangkan pasangan Prabowo-Hatta di basis masa pensantren seluruh penjuru tanah air,” sesumbarnya.


Konsolidasi, penguatan dan penjagaan basis diseluruh pesantren se-nusantara juga dioptimalkan untuk kemenangan Prabowo-Hatta.


“Harapan dan cita-cita kami dari Ksatria NU bersama pasangan Prabowo-Hatta adalah terwujudnya negara ini menjadi negara yang baldatun toyyibatun wa rabbun ghofur, bangkit dari keterpurukan dan menjadi negara yang digdaya di Asia bahkan di dunia,” pungkasnya. @endang


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

Polisi gerebek pabrik senjata ilegal di Kota Malang

Polisi gerebek pabrik senjata ilegal di Kota Malang




LENSAINDONESIA.COM: Polres Kota Malang membongkar pabrik senjata ilegal di Jalan Candi Telagawangi, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Senin (30/6/2014).


Dalam kasus ini, polisi mengamankan beberapa barang bukti dan tersangka pembuat senjata api (Senpi) ilegal yang ditengarai dikirim ke luar pulau Jawa itu.


Baca juga: Polisi Malang tembak mati perampok motor bersenjata bom dan Polda dan Polresta Malang bekuk residivis curas spesialis Moge


“Kita memang masih melakukan pendalaman terhadap pelaku. Pendalaman itu terkait dengan pengiriman senjatanya. Kemana saja senjata yang dibuat itu dikirim. Apakah juga dikirim ke daerah konflik atau tidak,” kata Kabag Humas Polres Kota Malang, AKP Dwiko Gunawan kepada lensaindonesia.com.


Menurutnya, pendalaman itu dilakukan karena sesuai dengan informasi yang berhasil diperoleh, senjata-senjata ilegal ini akan dikirim ke daerah Kalimantan, Lampung dan Sulawesi. Senapan jenis angin yang memiliki kaliber besar itu diakui untuk berburu.


Namun, lanjut Dwiko, berdasarkan besaran kaliber yang dimiliki bisa digunakan untuk hal-hal kejahatan yang lain. Apalagi, hasil uji balistik untuk sementara yang dilakukan pihak Polresta, hampir seluruh senjata yang dibuat memiliki spesifikasi kaliber 4,5 milimeter.


Senjata dengan kaliber sebesar itu dinilai sangat rawan dan berbahaya untuk digunakan dalam kejahatan. Makanya, kata dia, penyidik akan melakukan koordinasi terkait perijinannya. “Untuk itu, kita akan kirimkan senjata ini untuk uji balistik di laboratorium,” ujarnya.


Dalam penggerebekan ini, polisi mengamankan pelaku bernama Djuli Asmono (51) beserta 227 senapan angin siap pakai dan 157 pucuk laras panjang yang belum dirakit.


Selain itu juga disita satu tabung gas oksigen serta 300 bahan baku berupa gagang senapan dari kaya jati serta kardus senapan merk Amazon.@aji_dewa_roisky


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

Sahabat Akbar Tanjung deklarasi dukung Prabowo-Hatta

Sahabat Akbar Tanjung deklarasi dukung Prabowo-Hatta




LENSAINDONESIA.COM: Relawan yang tergabung dalam Sahabat Akbar Tanjung (AT) menggelar deklarasi dukungan terhadap pasangan Calon Presiden-Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di kediaman Wakil Sekjen DPP Partai Golkar, Ir. Ridwan Hisjam di Kota Malang, Jawa Timur, Senin (30/06/2014).


Dalam deklarasi itu, pendukung pasangan Capres nomor urut 1 itu membacakan pernyataan sikap secara resmi dan diserahkan kepada Akbar Tandjung.


Baca juga: Nonton debat, Titiek duduk di samping Prabowo, tapi saling cuek dan Tim Prabowo-Hatta siapkan 680 ribu saksi di Pilpres


Sahmawi, Koordinator Sahabat AT mengatakan, jumlah anggota sahabat AT di Malang Raya –Kota Batu, Malang dan Kabupaten Malang, mencapai ratusan ribu orang.


“Mereka sudah sepaham dan sepakat untuk mendukung pasangan Capres Prabowo-Hatta. Itu karena Indonesia ke depan membutuhkan pemimpin yang tegas dan cerdas. Sehingga bisa membawa Indonesia lebih maju dan bermartabat,” kata dia yang kala itu didampingi Ridwan Hisjam.


Untuk itu, seluruh sahabat TA berjanji akan bekerja keras demi meyakinkan masyarakat Indonesia agar memilih pasangan Capres Prabowo-Hatta pada Pilpres 9 Juli 2014 mendatang. Apalagi, Akbar Tandjung sudah memberikan dukungannya secara penuh pada pasangan Capres yang diusung Gerindra, Golkar PAN dan lain sebagainya.


Menyikapi pernyataan sikap yang dideklrasikan para sahabat AT itu, Akbar Tandjung yang Ketua Dewan Pembina DPP Golkar merasa lega dan bangga.


“Memang harus kita akui dari dua pasangan Capres semuanya bagus. Tapi, kita harus memilih satu pasangan saja. Pasangan yang paling bagus menurut kita adalah Prabowo-Hatta,” kata dia.


Karena itu dia mengajak seluruh komponen masyarakat, terutama sahabat AT untuk memilih pasangan Prabowo-Hatta. Alasannya, visi dan misi yang mereka sampaikan untuk membangun Indonesia ke depan lebih baik dan lebih bagus.


“Saya senang dan bangga bila sahabat AT ikut mendukung terpilihnya Prabowo-Hatta menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2014-2019,” pungkasnya.@aji_dewa_roisky


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

Pungli Lurah Dukuh Setro tak terjamah hukum

Pungli Lurah Dukuh Setro tak terjamah hukum




LENSAINDONESIA.COM: Pungli Proyek Operasi Nasional Agraria (Prona) pengurusan sertifikat tanah yang diduga dilakukan Joko Sutrisno, Lurah Dukuh Setro, Kecamatan Tambak Sari, Surabaya, menembus angka Rp 900 juta. Berdasarkan penulusuran wartawan Lensa Indonesia, jumlah nominal itu didapat dari warga yang mengurus sertifikat tanah pada tahap pertama yaitu tahun 2013 mencapai 300 pemohon. Sedangkan tahap II yang dibuka mulai bulan Desember 2013 hingga saat mencapai 300-an warga yang mengajukan permohonan.


Dengan asumsi masing-masing warga dikenai biaya Rp 1,5 juta untuk pengurusan sertifikat tanah maka uang yang dikumpulkan oleh Lurah Dukuh Setro dari hasil Pungli memeras warganya, mencapai Rp 900 juta.


Baca juga: Lurah Dukuh Setro diduga Pungli pengurusan sertifikat tanah dan Semua instansi rayakan Hari Anti Korupi sedunia, Pungli jalan terus


Padahal, program nasional yang menjadi hajat Badan Pertanahan Nasional (BPN) tersebut seharusnya gratis. Namun Lurah Dukuh Setro, Joko Sutrisno diduga membuat kebijakan ngawur dengan melakukan pungli yang bisa dikategorikan pemerasan dengan membebankan biaya sebesar Rp 1,5 juta kepada warga yang mengurus sertifikat tanah.


Dari dugaan Pungli tersebut, Joko Sutrisno dikabarkan memperkaya diri sendiri dengan baru saja membeli tiga mobil mewah dan satu kendaraan bermotor yang masih gress, Kawasaki Ninja.


Ironisnya, kebijakan Lurah Dukuh Setro ini ternyata masih berlangsung sampai saat ini dan belum terjamah hukum, baik dari Pemkot Surabaya maupun Kejaksaan.


Asisten I Bidang Pemerintahan Pemkot Surabaya, Yayuk Eko Agustin mengatakan akan segera menindak jika memang Pungli tersebut terbukti dilakukan. “Saya akan proses masalah ini jika memang terbukti dilakukan. Saya sudah menghubungi pihak BPN bahwa dalam pengurusan sertifikat Prona tidak dipungut biaya sama sekali,” ujarnya.


Untuk itu, pihaknya akan segera melakukan klarifikasi terhadap Lurah Dukuh Setro, Joko Sutrisno untuk kemudian dipanggil terkait dugaan Pungli dalam pengurusan sertifikat tanah melalui Prona. “Saya akan menghubungi Camatnya dulu untuk segera memanggil Lurah Dukuh Setro. Kami akan memeriksa kebenaran dugaan Pungli tersebut dan kemudian kami tindak lanjuti sebagaimana mestinya,” katanya.


Sekedar diketahui, jika benar Joko Sutrisno nekat melakukan Pungli pada ratusan warganya saat pengurusan Prona sertifikat tanah, maka dia bisa bernasib sama dengan Lurah Kebraon, Hamzah Fajri yang dijebloskan ke tahanan.


Sesuai hukum yang berlaku, kasus ini bisa dikenakan pasal 12 huruf e dan pasal 11 UU nomor 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi dengan ancaman pidana minimal empat tahun penjara dan maksimal seumur hidup. Bahkan, denda yang harus dibayar jika tersangkut kasus ini minimal sebesar Rp 200 juta dan paling banyak sebesar RP 1 miliar. @iwan_christiono


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

Rieke yakin guru di seluruh Indonesia tak mau terlibat politik uang

Rieke yakin guru di seluruh Indonesia tak mau terlibat politik uang




LENSAINDONESIA.COM: Anggota tim pemenangan Calon Presiden Joko Widodo dan Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla, Rieke Diah Pitaloka mengecam aksi pengiriman amplop berfoto Capres Prabowo Subianto berisi uang yang dikirim ke sejumlah guru di beberapa kota di Indonesia.


“Saya mengingatkan bahwa itu penghinaan terhadap guru. Saya berharap guru berjuang dan tidak terjebak pada politik uang yang tidak seberapa,” kata Rieke, dalam Safari Ramadhan di Pasar Kadipaten, Majalengka Senin (30/06/2014).


Baca juga: Fahri PKS hina Capres Jokowi "sinting", digugat di Bawaslu dan Jokowi-Jk "revolusi mental" demi Indonesia sehat, bukan demi "Omdo"


Dalam Safari Ramadhan nya itu, Rieke ditemani oleh pimpinan Pondok Pesantren Al Mizan, Kyai Haji Maman Imanulhaq dan Jaya Santosa selaku ketua DPP Serikat Pekerja PT Pos Indonesia. Mereka mengunjungi Pasar Kadipaten, Majalengka.


Rieke menekankan, politik uang sebagaimana terjadi dalam pengiriman amplop-amplop bergambar Prabowo, semacam degradasi pendidikan politik.


“Soalnya politik uang ini jadi fenomena awal dari terjadinya korupsi. Itu kenapa perbuatan-perbuatan politik uang seperti mengirim amplop berisi uang ke guru ini sangat menghina dunia pendidikan,” ujar Rieke.


Setiap pemilih, Rieke menekankan harus memiliki harga diri dengan menolak setiap bentuk politik uang, apapun bentuknya, apalagi para guru.


“Jika para guru permissif terhadap hal-hal itu, memilih karena dibayar, maka ini bukan hanya pukulan bagi dunia pendidikan, tapi juga bermakna bahwa korupsi dianggap sebagai kewajaran dalam pendidikan Indonesia,” katanya.


Namun, Rieke yakin para guru di seluruh Indonesia, akan menjaga marwah pendidikan yang memiliki martabat, tak akan mau terlibat politik uang.


“Apalagi para pengajar dan pendidik ini jadi garda terdepan dalam melawan korupsi. Dan, korupsi bisa berawal dari politik uang,” kata Rieke.


Meski begitu, Rieke menegaskan dirinya percaya entitas pengajar dan pendidik Indonesia saat ini tidak akan main-main dalam meneentukan sikap politik pada ajang Pilpres 2014.


“Para pengajar saya yakin tidak akan gadaikan masa depan rakyat dan bangsa, yang akhirnya menyangkut dunia pendidikan. Termasuk status dan kesejahteraan pendidik dan pengajar, termasuk di dalamnya para guru, PNS, maupun Non PNS guru bantu dan honorer,” katanya.


Sementara itu, Jaya Santosa menjelaskan amplop bergambar Calon Presiden Prabowo Subianto yang berisi uang yang dikirim ke para guru di sejumlah tempat di Indonesia mencapai puluhan ribu.


“Paling sedikit amplop berisi uang untuk guru-guru itu berjumlah 50 ribu lembar dengan biaya pengiriman sebesar Rp 4 miliar ke sejumlah tempat di Indonesia melalui PT Pos Indonesia,” kata Jaya.


Ia menjelaskan, pihak Badan Pengawas Pemilu sudah mencurigai aktivitas pengiriman surat melalui PT POS tersebut.


“Kami sudah dicurigai oleh Bawaslu. Padahal, pengiriman itu dilakukan oleh oknum pegawai PT Pos, yang digandeng tim suksess capres cawapres nomor 1,” ujarnya.


Bahkan, ia menyebutkan pengiriman amplop itu pun, diduga kuat melibatkan pejabat tinggi PT Pos Indonesia. “Ada oknum pegawai dan pejabat PT Pos yang berkaitan saudara dengan Hatta Rajasa sebagai cawapres nomor urut 1,” katanya.


Upaya pengiriman itu dinilai sangat mencederai proses demokrasi. Pasalnya, penghiriman surat itu melibatkan alat negara.


“Kami akan memproses itu secara hukum. Apalagi, pengiriman amplop berisi uang itu termasuk money politic dan mencederai demokrasi,” pungkas Jaya. @endang


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

Pelaku membakar rumah Alm Uje karena sakit hati dengan Pipik

Pelaku membakar rumah Alm Uje karena sakit hati dengan Pipik




LENSAINDONESIA.COM: Hasil penyidikan Polres Metro Jakarta Selatan dalam kasus pembakaran disertai pencurian yang terjadi di rumah istri almarhum Ustadz Jeffry Al Buchori, menyebutkan, bahwa pelaku sengaja membakar karena sakit hati.


Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Wahyu Hadiningrat menjelaskan, perbuatan tersangka IV didasari rasa sakit hati terhadap korban.


Baca juga: Rumah Alm Uje ternyata sengaja dibakar dan Rumah Alm Uje terbakar, istri dan anak lompat dari lantai dua


“Motifnya karena sakit hati. Kemudian tersangka melakukan pembakaran dengan korek api gas di korden lantai satu ruang tamu,” kata Wahyu saat menggelar jumpa pers di Polres Jakarta Selatan, Senin (30/06/2014).


Terkait sejauh mana sakit hatinya hingga harus membakar, Polisi tidak mau menjelaskan dikarenakan Polisi hanya menangani perkara.


Sakit hati itu memuncak, hingga akhirnya pria yang baru tinggal kurang lebih dua bulan itu melaksanakan niatnya. Namun lebih lanjut kata Wahyu, tersangka Iv setelah membakar ia berusaha membantu Pipik dan yang lainnya.


“Setelah melakukan pembakaran yang bersangkutan keluar rumah dari garasi, satu jam kemudian kobaran api membesar membantu mengeluarkan korban dan membantu memadamkan api, bersamaan itu ia melihat peluang untuk mengambil uang dan dimasukkan kedalam gitar,” ujarnya.


Terungkapnya kasus tersebut diperkuat leh keterangan saksi-saksi yang mengetahui kejadian itu. “Kita lihat dari TKP, korban mendengar kalo ada orang yang masuk kedalam. Sementara saksi dan bukti sudah lengkap,” tambahnya lagi.


Seperti diberitakan sebelumnya, kediaman Pipik yang beralamt di Perumahan Bintaro Mas, Tangerang Selatan, mengalami kebaran pada Jumat 20 Juni dinihari lalu. Tak hanya kebakaran, Ibu empat anak itu juga kehilangan uang sekitar Rp4 juta.


Kini Kasus tersebut masih terus dalam penanganan pihak berwajib. Mengenai kerugian meteril lebih pastinya, Polisi belum dapat memastikannya.@ridwan_LICOM/bjl


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript