LENSAINDONESIA.COM: Pelaksanaan proyek revitalisasi dan reklamasi Teluk Benoa diharapkan didukung semua stake holder, terutama masyarakat Bali. Ini demi peningkatan mutu lingkungan, keanekaragaman hayati dan kemajuan Ekonomi masyarakat Bali.
“Masyarakat diharapkan jangan mudah menerima isu isu penolakan revitalisasi Teluk Benoa yang tidak benar dan kontraproduktif bagi kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Bali,” kata I Made Sutisna, Direktur Program Forum Pemberdayaan Ekonomi Lingkungan Hidup dalam keterangannnya kepada LICOM, Senin (20/4/15).
Menurut Sutisna, banyak teror dan kampanye hitam yang dilakukan LSM-LSM musiman yang muncul untuk mencari keuntungan sesaat dengan melakukan penolakan revitalisasi dan reklamasi Teluk Benoa. Mereka melakukan penyesatan di masyarakat Bali kalau revitalisasi dan reklamasi Teluk Benoa itu akan menyebabkan banjir dan kerusakan Lingkungan di Pulau Bali.
“Kampanye hitam penolakan revitalisasi dan reklamasi Teluk Benoa oleh LSM yang mengatasnamakan Masyarakat Bali patut dicurigai merupakan pesanan asing dan lawan bisnis PT TWBI. Untuk menyingkirkan PT TWBI sebagai perusahaan yang ditunjuk pemerintah untuk Reklamasi Teluk Benoa,” ungkap Sutisna.
Ia menegaskan, bahwa PT Tirta Wahana Bali International yang merupakan perusahaan dari Group yang sama dengan pengelolah Tambling Wildlife di Provinsi Lampung dan Taman Wisata Hutan Lindung di Sukadana Kalimantan Barat dipastikan juga dalam melakukan revitalisasi dan reklamasi Teluk Benoa menetapkan manajeman ekosistem yang berkesinambungan Untuk keanekaragaman hayati dan ekosistem yang sehat yang akan bermanfaat bagi lingkungan hidup.
“Tapi, juga memberdayakan penduduk setempat dan meningkatkan kapasitas dan kesempatan sumber penghasilan bagi penduduk setempat,” ujarnya.
Sutisna kembali menegaskan, Forum Pemberdayaan Ekonomi Lingkungan Hidup mendukung Revitalisasi Teluk Benoa yang merupakan langkah tepat untuk memberdayakan ekonomi masyarakat Bali, khususnya Kabupaten Badung. “Nantinya, pengembangan Teluk Benoa bisa menjadi salah satu ikon daerah tujuan wisata dunia yang bernuansa the harmony of environment and Bali Culture”, demikian Sutisna mengakhiri keterangan persnya. @licom_09
0 comments:
Post a Comment