LENSAINDONESIA.COM: Secara blak-blakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui utang Indonesia Rp 2.600 triliun, baik utang bilateral ke negara-negara lain, maupun ke World Bank dan Asian Development Bank (ADB).
Ia mengatakan seluruh pihak tidak perlu alergi dengan utang, asalkan dihitung dan digunakan untuk kepentingan produktivitas atau hal-hal produktif.
Baca juga: Kota Malang raih penghargaan "Emas Hitam Dibalik Tumpukan Sampah" dan Presiden Jokowi groundbreaking tol Trans Sumatera
“Sebetulnya utang itu juga tidak apa-apa kok, jangan terus kita alergi utang, nggak. Utang itu tidak apa-apa asal dipakai untuk produktivitas, untuk hal-hal yang produktif,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada acara Pencanangan Program Pembangunan Sejuta Rumah untuk Rakyat serta Menyambut Hari Buruh Internasional 2015, di Ungaran, Jawa Tengah, kemarin.
Menurut Presiden Jokowi, utang untuk membangun jalan boleh, untuk membangun jembatan boleh, untuk membangun perumahan boleh, untuk membangun pelabuhan, membangun airport boleh, itu produktif.
“Tapi kalau kita pinjam, kemudian untuk subsidi BBM itu yang saya tidak, tidak, keliru kalau itu,” ujarnya.
Presiden mencanangakan Program Pembangunan Sejuta Rumah yang dihadiri sejumlah tokoh buruh nasional seperti Andi Gani, Said Iqbal, Mudhofir, dan lain-lain. Selain itu juga tampak hadir Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dakhiri
Lebih lanjut, Presiden Jokowi menegaskan Indonesia adalah negara yang besar. Apalagi, dalam waktu dekat, Indonesia akan membangun kereta apicepat seperti di Eropa, Jepang dan Cina.
“Jangan sekali-kali kita punya pandangan negatif terhadap diri kita sendiri dan mempunyai rasa pesimisme. Itu harus dibuang, mulai dibuang,” pinta Presiden Jokowi. @sita/*
0 comments:
Post a Comment