Monday, October 13, 2014

Walikota Bukittinggi tuding SD Perwari lalai awasi muridnya

Walikota Bukittinggi tuding SD Perwari lalai awasi muridnya




LENSAINDONESIA.COM: Tersebarnya video penganiayaan dan pengeroyokan terhadap DN, siswi kelas V SD Perwari di Bukittinggi, Sumatera Barat, oleh teman-teman sekelasnya, membuat banyak miris dan prihatin dengan dunia pendidikan Indonesia.


Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, mengaku kaget dan prihatin atas aksi kekerasan terhadap siswi SD Perwari itu. “Saya nonton videonya dan terus terang saya kaget, kok bisa ada vandalisme dan premanisme pada level anak SD seperti itu,” terangnya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (13/10/2014).


Baca juga: Siswi kelas 5 SD dihajar teman-temannya dihadapan guru dan Kemaluan anak umur dua tahun dibakar kekasih gelap ibunya


Sedangkan Walikota Bukittinggi, Ismet Azis, menilai terjadi banyak kelalaian dari pihak sekolah SD Perwari terkait adanya pengeroyokan dan penganiayaan terhadap salah satu siswi yang justru dilakukan teman-teman sekelasnya.


“Pihak sekolah memperbolehkan muridnya SD membawa Ponsel ke sekolah sehingga bisa merekam dan menyebarluaskan video kekerasan itu. Dan yang paling parah, pihak sekolah awalnya tidak tahu ada peristiwa kekerasan terhadap muridnya.


Seperti diberitakan Lens Indonesia sebelumnya, kasus penganiayaan dan pengeroyokan menimpa seorang siswi kelas V SD Perwari di Bukittinggi, Sumatera Barat. Mirisnya, DN (12) dihajar habis-habisan teman-teman kelasnya di hadapan guru berinisal DR. Hasil investigasi Dinas Pendidikan setempat menyebutkan jika oknum guru `edan` itu ada dalam satu ruangan saat kejadian yang menyesakkan dada itu terjadi.


“Pengakuannya saat kejadian itu dia tidak melihat. Dia berdalih sedang memeriksa tugas serta dikerumuni siswa,” ujar Kepala Bidang TK dan SD Dinas Pendidikan Kota Bukittinggi, Erdi, Senin (13/10/2014).


Kekerasan terhadap siswi malang berjilbab itu berlangsung di mushola SD Perwari pada 18 September 2014. Mushola dijadikan tempat belajar karena ruang kelas V yang biasa dipakai siswa, sedang dipakai untuk tempat rapat.


Atas kejadian penganiayaan dan pengeroyokan sadis ini, Dinas Pendidikan Bukittinggi akan melakukan evaluasi terhadap SD Perwari, termasuk meminta pihak sekolah memberhentikan oknum guru Dr yang terkesan tak bertanggung jawab itu. DR sendiri sebenarnya guru SMPN 24 Koto Rambah, Kabupaten Agam, yang sedang menambah jam mengajar di SD Perwari sebagai persyaratan memperoleh sertifikasi guru.


“Kami tetap akan melakukan evaluasi terhadap SD Perwari. Sanksi tegas jelas sudah kami siapkan sambil menunggu hasil investigasi,” sambung Erdi. @andiono


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment