LENSAINDONESIA.COM: Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti rapat, kali pertama, dengan Dirjen Perikanan tangkap di kementeriannya, membuat suasana tegang. Ia dengan sikap tegas mempertanyakan pendapatan kapal 30 gross ton (GT) yang dimilki Indonesia per tahun Rp 300 miliar. Jumlah kapal itu ada sekitar 5.000 unit, jadi rata-rata pendapatan per kapal cuma Rp 60 juta/tahun.
Susi menilai angka Rp300 miliar itu minim dibanding kekayaan laut yang ada di Indonesia. Ia menilai angka Rp 300 miliar tersebut sangat minim. Susi sepanjang rapat sesekali sindiran di depan Dirjen Gellwyn Yusuf dan Sekjen KKP Syarief Widjaja.
Baca juga: Lulusan SMP diangkat Menteri KKP, pakar kelautan 'ngomel' dan Trending topic, Menteri 'bakul ikan' memotivasi jutaan perempuan desa
Sikap Susi memimpin rapat cukup tegas dengan retorika bak pengusaha elit, disertai nada sesekali meninggi, peserta rapat memperhatikan serius.
“Cuma dapat Rp 300 miliar dari sektor perikanan untuk kapal di atas 30 GT, kita minta dinaikkan pendapatannya,” kata Susi di Gedung Mina Bahari II, Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Rabu (29/10/2014).
Semua peserta rapat hanya diam mendengar Susi membeberkan alasan-alasan lapangan, dengan menyisipkan sindiran.
Menteri yang CEO “Susi Air” dan owner 50 pesawat ini heran, ada kebijakan kapal 30 GT menghasilkan per tahun 60 juta masih dapat hak solar subsidi. Susi geleng-geleng, penggunaan solar subsidi sebanyak 1,5-2 ton per hari, sementara pendapatan per tahun cuma Rp 300 miliar, negara terus dibiarkan rugi.
“Wow! Luar biasa. Ini orang ambil harta karun kita. Bagaimana tanggung jawab ke anak cucu kita?”, kata Susi dengan nada lagi-lagi meninggi.
Selanjutnya, Susi memperingatkan penggunaan solar subsidi kapal 30 GT per hari 1,5-2 ton pemboros keuangan negara. Tidak sebanding degan jumlah tangkapn ikan setiap kapal per tahun cuma Rp 60 juta. Susi mengajak pejabat eselon mengubah pola pikir entrepreneur layaknya pengusaha. @rudi_01
0 comments:
Post a Comment