LENSAINDONESIA.COM: Presiden Joko Widodo melantik para menteri baru “Kabinet Kerja” kembali menciptakan suasana kejutan. Semua para menteri tidak mengenakan jas layaknya acara resmi kenegaraan seperti pelantikan menteri kabinet, namun mengenakan kemeja batik warna coklat. Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla juga ikut mengenakan batik di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (27/10/14).
Ini suasana baru dan perubahan yang kesekian kali yang ditunjukan Presiden Jokowi. Saat dilantik MPR, Jokowi selesai dilantik juga diarak puluhan ribu massa dengan naik dokar untuk menuju Istana Merdeka. Ini peristiwa pertama dalam sejarah pelantikan presiden di Indonesia.
Baca juga: Hidayat Nur Wahid apresiasi formasi Kabinet Kerja Jokowi-JK dan Kabinet Kerja Jokowi bisa jadi 'mainan' DPR
Karena acara resmi kenegaraan, pelantikan menteri, mengenakan busana tidak biasanya, praktis mengundang tanda-tanya berbagai pihak. Ini sama seperti saat Presiden Jokowi mengumumkan nama-nama menteri “Kabinet Kerja” pada Minggu sore (26/10/14). Hal berubah dan baru, para menteri yang ditunjuk dikumpulkan di tempat terbuka, halaman Istana Merdeka. Di temnpat terbuka ini, Jokowi mengumumkan dan memperkenalkan para menteri ini. Suasana baru lainnya, Jokowi dan Jusuf Kalla serta para menteri juga mengenakan seragam kemeja putih.
Tidak ada penjelasan resmi dari Presiden Jokowi kenapa acara kenegaraan pelantikan menteri diwajibkan mengenakan batik. Tapi, pengamat mode, Musa Widyatmodjo, mengapresiasi suasana perubahan yang diciptakan Presiden Jokowi. Pengamat mode yang juga desainer ini mengartikan perubahan suasana pelantikan di Istana itu merupakan bentuk pergerakan untuk mengapresiasi karakter busana masyarakat Indonesia.
“Filosofinya banyak. Kalau jas sifatnya lebih protokoler. Sedangkan Pak Jokowi menekankan kabinet bekerja,” kata Musa sebagaimana dilansir VIVAlife, Senin (27/10/14).
Musa mempersepsikan, batik dipakai dalam acara resmi kenegaraan pelantikan menteri, terkesan menunjukkan kepada publik dalam negeri maupun luar negeri bahwa ada keinginan pemerintahan Jokowi JK dekat dengan rakyat. Juga untuk menjunjung tinggi budaya Indonesia. Tentang warna batik coklat, ia menilai bahwa warna batik tertua di Indonesia adalah warna alam. Di antaranya, warna tanah, cokelat dan biru indigo.
“Cokelat itu mengesankan warna tanah, warna Bumi. Warna ini mengingatkan kita untuk selalu ingat di mana berpijak itu penting. Itu filosofinya,” kata pria Musa.
Musa juga menjelaskan, bahwa layak atau tidaknya batik untuk dikenakan dalam sebuah acara kenegaraan seperti pelantikan menteri, hal itu merujuk pada bahwa berbusana dipengaruhi banyak elemen. Untuk batik tercermin pada elemen warna, corak, potongan, hingga jenis busana.
“Selama ini kalau formal kenegaraan, kemeja batik belum masuk predikat formal acara kenegaraan. Kecuali acara semi formal kenegaraan,” ujar Musa.
Menurut Musa, jika ingin mengangkat busana nasional pria Indonesia, tak ada salahnya mengenakan Teluk Belanga. Ia menilai, busana ini lebih cocok dikenakan di acara resmi. “Sebetulnya bisa pakai Teluk Belanga kalau mau resmi dengan peci,” ucapnya.
Sebelumnya, pengamat politik Burhanudin Muhtadi juga mengapresiasi hal-hal baru yang ingin ditampilkan Presiden Jokowi dalam acara kenegaraan, memperkenalkan menteri-menterinya kepada publik. Burhanudin menilai jika yang diinginkan Jokowi adalah semangat baru dalam pemerintahannya, konsekuensinya harus bisa diwujudkan dalam praktik.
“Presiden Jokowi memang merupakan figur yang tidak ada kaitannya dengan masa lalu pemerintahan ini. Mungkin, Presiden Jokowi ingin menunjukkan semangat baru dalam pemerintahannya. “Semoga tidak hanya sekedar simbolik,” kata Burhan Muhtadi. Artinya, jangan sampai Jokowi hanya sekadar bikin kejutan, karena sudah bukan lagi ada ranah pencitraan, tapi pembuktian. @endang_02
0 comments:
Post a Comment