LENSAINDONESIA.COM: Celotehan anggota Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, politikus muda Senayan Fahri Hamzah di akun twitter-nya yang menyebut Capres Jokowi ‘sinting’ karena menyetujui dan akan menetapkan 1 Muharam juga sebagai Hari Santri Nasional, memanas.
Ketua Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU), Sultonul Huda menganggap tindakan Fahri Hamzah termasuk melecehkan kaum santri, yang punya peran besar terhadap berdirinya negara Indonesia.
Baca juga: Fahri PKS hina Capres Jokowi "sinting", digugat di Bawaslu
Sultonul menyesalkan sikap arogan Fahri Hamzah, sehingga menimbulkan reaksi keras Tim Pemenangan Jokowi-JK, mengadu ke Bawaslu dan bila memenuhi unsur penghinaan bisa dilanjutkan ke penanganan pidana.
“Pernyataan Fahri tersebut, membuktikan bahwa dia tidak paham peran sejarah berdirinya bangsa Indonesia yang melibatkan kaum santri dari pra kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan sampai sekarang. Kami akan lawan ucapan jorok Fahri itu,” tegas Sultonul Huda, Jakarta, Selasa (01/06/14).
Menurut Sulton, Santri yang pada waktu itu dikomando KH Hasyim Asyari mencetuskan jihad revolusi, sebagai awal embrio dari perjuangan dan kemerdekaan Indonesia.
“Jadi wajar jika Jokowi menghargai peran santri dengan menetapkan (dan menepatkan) tanggal satu Muharram sekaligus sebagai Hari Santri Nasional,” tegasnya membela Jokowi, karena juga dikonsultasikan ke organisasi santri.
Alasan itu, Sulton mempertegas bahwa KBNU yang punya jaringan santri di seluruh Indonesia, semakin yakin bahwa pasangan Prabowo-Hatta tidak punya keberpihakan terhadap kelompok santri.
“Ini bukti jelas, bahwa Prabowo dan PKS anti terhadap kelompok santri,” tegasnya.
“Tim Prabowo-Hatta melalui Fahri sudah jelas-jelas anti santri. PKS adalah penumpang gelap di dalam perjalanan bangsa kita, dan penumpang gelap reformasi,” tegas Sulton, merasa terhina. @endang
0 comments:
Post a Comment