Monday, June 30, 2014

Khatibul Umam: Kyai NU jangan terhasut politik seperti tragedi 1965

Khatibul Umam: Kyai NU jangan terhasut politik seperti tragedi 1965




LENSAINDONESIA.COM: Ketua Dewan Pembina Kyai Santri Nusantara (Ksatria NU) Khatibul Umam Wiranu menjelaskan, Ormas NU tidak mendukung Capres manapun dan memberikan kebebasan kader NU untuk memilih salah satu pasangan Capres.


“Kader politik yang dari NU itulah yang memberikan dukungan. Dalam arti organisasi memang tidak, tapi dari kyai itu kan secara personal.

Jadi personal-personal saja yang mendukung,” kata Khatibul Umam Wiranu, di Pulau Dua, Jakarta, Senin (30/06/14).


Baca juga: Jokowi-Jk "revolusi mental" demi Indonesia sehat, bukan demi "Omdo" dan Kyai kampung menyatukan suara menangkan Jokowi-JK


Menurut Wakil Wakil Ketua II DPR RI ini, Ksatria menjadi pelaksana Jubir Prabowo-Hatta di beberapa tempat. Karena para kyai tidak bisa berkampanye, karena mendapatkan amanah dari kyai sepuh untuk menyosialisasikan ke masyarakat.


“Jadi tokoh-tokoh kyai senior memang mendukung Prabowo-Hatta,” tandasnya, mengklaim.


Dia juga mengakui, adanya kekhawatiran terhadap sebagian kyai NU mendukung Capres lain. Jangan sampai sesama kyai NU terhasut kepentingan politik tertentu dan gampang diadu domba oleh berbagai pihak. Jangan sampai situasi tragedi politik 1965 terjadi lagi. Itu yang kita dengungkan di media sosial.


“Janganlah masyarakat Islam dibawah terpancing tarikan elit-elitnya,” tegas Wiranu, mengingatkan keras.


Sebagai Ketua Dewan Pembina organisasi kyai santri NU, Wiranu menegaskan, pihaknya tidak mempersoalkan adanya sebagian kyai tidak mendukung Prabowo-Hatta. Terpenting jangan ada provokasi dari pihak-pihak tertentu.


“Kami Kyai dan Santri Nusantara (Ksatria NU) mengimbau agar bentrok fisik antar pendukung Capres-Cawapres seperti di Yogyakarta tidak terulang kembali, apalagi meluas,” kata Wiranu.


“Kami meminta agar penegak hukum menindak tegas terhadap kelompok yang sengaja bertindak diluar aturan hukum tentang kampanye yang sudah ditetapkan penyelanggara Pemilu,” tambahnya.


Mengingat, Pilpres tinggal hitungan jari, Ksatria NU mengajak dan menyerukan segenap masyarakat muslim, khususnya warga Nahdliyin agar tetap solid, “Tidak mudah terprovokasi dan dipecah belah oleh isu-isu yang tidak jelas sumbernya,” tandasnya.


“Kesatuan dan persatuan dalam mewujudkan politik Indonesia yang santun, damai dan bermartabat adalah bagian dari prinsip berpolitik bangsa kita,” tambah Wiranu.


“Karena itu kami mengkonsolidir seluruh jaringan kami diseluruh nusantara. Insya’ Allah barisan pendukung kami, Ksatria NU untuk Prabowo-Hatta tetap solid.”


Wiranu juga klaim para kyai kampung, imam masjid, dan mushola serta santri-santri yang jadi pemuka agama di masyarakat tetap teguh mendukung pasangan Prabowo-Hatta. “Akan kami kawal dan menangkan pasangan Prabowo-Hatta di basis masa pensantren seluruh penjuru tanah air,” sesumbarnya.


Konsolidasi, penguatan dan penjagaan basis diseluruh pesantren se-nusantara juga dioptimalkan untuk kemenangan Prabowo-Hatta.


“Harapan dan cita-cita kami dari Ksatria NU bersama pasangan Prabowo-Hatta adalah terwujudnya negara ini menjadi negara yang baldatun toyyibatun wa rabbun ghofur, bangkit dari keterpurukan dan menjadi negara yang digdaya di Asia bahkan di dunia,” pungkasnya. @endang


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment