Monday, June 8, 2015

Jokowi hadapi perjudian berbahaya! Awas, daya tahan rakyat habis

Jokowi hadapi perjudian berbahaya! Awas, daya tahan rakyat habis

LENSAINDONESIA.COM: Presiden Joko Widodo dan Menteri Kabinet Kerja dalam menjalankan kinerja pemerintahan hingga  memasuki bulan kedelapan, diingatkan, menghadapi perjudian yang cukup berbahaya. Sekretaris Fraksi Partai Golkar di DPR, Bambang Soesatyo me-’warning’, Presiden untuk waspada karena rakyat tak akan memberi toleransi jika terus menghadapi masa-masa sulit seperti sekarang ini.

Menurut Bamsoet –sebutan akrab Bambang Soesatyo– bahwa daya tahan rayat belakangan terus diuji naiknya harga kebutuhan
pokok. Kenaikan itu, kata dia, akibat kebijakan politik ekonomi Pemerintahan Jokowi, menghapus subsidi bahan
bakar minyak (BBM).

Baca juga: Presiden Jokowi harus rombak kabinet, jangan kecewakan PDIP lagi dan DPR tak campuri rombak kabinet, Mensesneg bantah akan ada reshuffle

“Perjudian lain yang dihadapi Jokowi terkait dengan kompetensi dan kapabilitas pemerintahannya. Penghapusan subsidi BBM
menyebabkan anjloknya daya beli rakyat. Konsekuensinya, konsumsi dalam negeri merosot. Kinerja sektor swasta pun melemah.
Pemutusan hubungan kerja (PHK) mulai terjadi di mana-mana,” kata Bambang lewat pesan singkat, Minggu (7/6/2015), seperti
dikutip Tribunnews.com.

Bamsoet menilai, kinerja pemerintahan Jokowi masuk penilaian buruk. Faktanya, sampai pekan pertama Juni 2015, penyerapan
anggaran dalam APBN diperkirakan baru 18 persen.

“Kalau penyerapan anggaran hingga akhir tahun jauh dari persentase ideal, Presiden Jokowi dan Kabinet Kerja akan dinilai
tidak kompeten dan tidak kapabel,” tegas anggota Komisi III DPR itu.

Politikus yang dikenal cukup vokal sejak era pemerintahan SBY ini, mengungkapkan, bukti lain kinerja pemerintah buruk, yaitu melemahnya rupiah terhadap dollar AS. Kondisi ini bisa jadi benih krisis yang dihadapi masyarakat Indonesia.

“Benih krisis itu mulai dirasakan langsung oleh hampir semua elemen rakyat; ibu rumah tangga, pengusaha kecil, maupun para manajer serta para bos besar dari perusahaan-perusahaan terkemuka,” katanya.

Bamsoet menyinggung ungkapan Jokowi bahwa setiap perubahan besar itu menyakitkan, malah seakan menelan pil pahit. Demi perubahan besar yang diiinginkannya, Jokowi mengajak rakyat melalui masa-masa sulit.

Bambang sepertinya ingin mengingatkan agar pemerintah juga mempertimbangkan kondisi lebih realistis. Bebas rakyat akan terus bertambah berat, akibat kebutuhan pokok semakin mahal. Jika tak segera pulih, rakyat bisa-bisa tidak akan mampu mengikuti ajakan Jokowi melalui masa-masa sulit sekarang ini.

“Maka, patut bagi Presiden untuk waspada manakala daya tahan rakyat tak mampu lagi memberi toleransi,” ujar Bamsoet,
mengingatkan. @licom_09

alexa ComScore Quantcast
counter customisable
Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment