LENSAINDONESIA.COM: PT Pertamina (Persero) menyambut positif inisiasi pemerintah untuk menjembatani upaya pencarian sumber pasokan minyak dan produk minyak di luar negeri guna ketahanan energi nasional. Pertamina siap mengeksekusi hasil pertemuan bilateral binis tersebut.
“Upaya pembicaraan pemerintah ke pemerintah yang sudah dilakukan sejauh ini telah berhasil membuka peluang bagi Pertamina untuk mendapatkan sumber-sumber pasokan minyak dan produk minyak langsung kepada NOC yang akan menjadi mitra kami nantinya. Tentu saja kami mengharap yang lebih konkret secara korporasi,” kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, Selasa (9/6/2015), di Jakarta.
Baca juga: DPR minta Pertamina kelola Blok Rokan Riau sepenuhnya dan DPR anggap biasa bila Dirut Pertamina diperiksa Bareskrim
Pada pemberitaan sebelumnya, dalam gelaran pertemuan OPEC di Vienna, Austria, baru-baru ini pemerintah Indonesia menggelar pertemuan bilateral bareng negara-negara OPEC.
Sejumlah negara penghasil minyak dan gas, misal, Uni Emirat Arab, Saudi Arabia, Kuwait, Irak, Iran, dan Angola mengakui tertari berinvestasi di sektor investasi hulu dan pasokan minyak mentah dan produk minyak dari negara-negara tersebut, hingga investasi pembangunan kilang baru di Indonesia. Tak hanya itu, Azerbaijan pun menyatakan minat yang sama terhadap investasi migas di Indonesia.
“Ujung-ujungnya, kami ingin menjadi perusahaan champion yang efisien dan kompetitif,” ungkap Dwi.
Dwi mengatakan dengan target produksi 2,2 juta barel setara minyak per hari pada 2025, pertumbuhan anorganik melalui ekspansi ke ladang-ladang migas di luar negeri sangat diperlukan perusahaan. Saat ini, Pertamina melalui Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi membukukan produksi sekitar 110.000 barel setara minyak per hari atau sekitar 20 persen dari total produksi Pertamina. Pada 2025 mendatang, dari luar negeri diharapkan mendatangkan sekitar 600.000 barel setara minyak per hari atau 27 persen dari total produksi bagian perusahaan.
Sementara itu, pada periode yang sama Pertamina juga menargetkan peningkatan kapasitas kilang domestik dari saat ini kapasitas terpasang sekitar 1 juta barel per hari menjadi 2,3 juta barel per hari. Peningkatan tersebut diharapkan dicapai melalui program Refining Development Master Plan (RDMP) maupun New Grass Root Refinery melalui program kemitraan.
“Tentu saja kami masih memerlukan tambahan pasokan minyak mentah untuk merealisasikan program-program tersebut. Pembicaraan bilateral selama pertemuan di OPEC tersebut diharapkan bisa menjadi milestone baru bagi Indonesia untuk menjamin ketahanan energi nasional,” tutup Dwi. rilis/licom
redaktur: adrian
0 comments:
Post a Comment