LENSAINDONESIA.COM: Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Surabaya mengancam akan menarik seluruh atletnya yang berlaga di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim V 2015 Banyuwangi.
Ancaman keras tersebut dilontarkan sebab Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya main ‘serobot’ terhadap kewenangan KONI selaku pembina atlet.
Baca juga: Sosialisasi Porprov Jatim 2015, KONI gelar futsal antar Pokja wartawan dan Tuan rumah Banyuwangi mulai dikritik terkait pagelaran Porprov V
“Harus diingat oleh Pemkot Surabaya, atlet-atlet yang berjuang di Porprov Jatim ini dibawah naungan pembinaan KONI Surabaya, bukan Pemerintahan Kota Surabaya. Tapi sebaliknya, Pemkot sepertinya mengabaikan hal itu, dan menyerobot kewenangan KONI utamanya urusan prestasi para atlet,” ujar Ketua Umum KONI Surabaya, Yusuf Husni, Minggu (07/06/2015).
Tindakan Pemkor Surabaya yang menyerobot kewenangan KONI ini, juga terjadi saat pengembalian piala bergilir dalam pembukaan Porprov V 2015 Banyuwangi di Stadion Diponegoro, Banyuwangi, Sabtu (06/06/2015) tadi malam.
Sebagai juara bertahan, Kota Surabaya memang wajib mengembalikan Piala bergilir untuk diperebutkan kembali dalam ajang Porprov V 2015 Banyuwangi.
Ketika itu, pembawa acara pembukaan Porprov Banyuwangi memanggil Ketua Umum KONI Surabaya Yusuf Husni untuk naik ke panggung menyerahkan piala bergilir kepada Panitia Pelaksana Porprov V, Dhimam Abror Djuraid. Namun, bukan seorang Yusuf Husni atau pengurus KONI Surabaya yang naik ke atas pentas, tetapi justru Asisten 4 Pemkot Surabaya Eko Haryanto yang tiba-tiba nyelonong menaiki panggung dan menyerahkan piala bergilir tersebut.
Yusuf Husni menegaskan, pihaknya sebenarnya tidak mempersoalkan penyerahan tropi oleh pihak Pemkot Surabaya tersebut. Namun, ia menyatakan karena tindakan itu Asiten 4 Pemkot Surabaya tersebut salah dan perlu diluruskan.
“Masalah seperti ini harus diluruskan, sebab bila tidak, saya yakin hal ini akan terulang lagi. Yang terdaftar sebagai peserta Porprov itu KONI, bukan pemerintah kota Surabaya,” tegasnya.
“Saat penyerahan piala bergilir yang seharusnya dilakukan KONI malah ‘diserobot’ oleh Asisten 4 Pemkot Surabaya,” imbuhnya.
Pria yang biasa disapa Cak Ucup ini meminta agar masalah tersebut segara diklarifikasi oleh pihak Pemkot Surabaya. Bila tidak, tegas Cak Ucup, pihaknya akan menarik seluruh atletnya dari Porprov.
“Akan saya datangi semua cabang olahraga (cabor) agar tidak usah bertanding. Saya jelaskan duduk persoalan kenapa sikap ini perlu diambil. Pemkot Surabaya sepertinya ingin mengkubur peran KONI Surabaya. “Sudah terlihat jelas kan, kami yang kerja keras, lalu mereka menyerobot kewenangan KONI begitu saja,” cetusnya.
Sebenarnya, ketidak harmonisan antara KONI Surabaya dengan Pemkot Surabaya sudah cukup lama, terlebih lagi ditiadakannya dana hibah kepada KONI Surabaya untuk pembinaan dan memajukan prestasi atlet.
Dihubungi terpisah, Ketua Umum KONI Jawa Timur Erlangga Satriagung membenarkan pernyataan cak Ucup yang ingin menarik seluruh atlet dari pagelaran Porprov Jatim karena gerah dengan sikap Pemkot Surabaya.
“Memang Ucup menyatakan seperti itu. Sebelumnya saya juga sudah menyampaikan ke Abror (panitia pelaksana Porprov) agar penyerahaan tropy juara umum Porprov diserahkan oleh ketua KONI,” tandasnya.@angga_lensa
0 comments:
Post a Comment