Thursday, July 24, 2014

Begini cara mahasiswa ITS Surabaya membangun bangsa Indonesia

Begini cara mahasiswa ITS Surabaya membangun bangsa Indonesia




LENSAINDONESIA.COM: Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mendirikan Lembaga Studi Pancasila. Lembaga yang lahir atas prakarsa para mahasiswa tersebut didirikan sebagai wujud keprihatinan terhadap rapuhnya moral dan etika masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.


Dampak kemerosotan nilai-nilai luhur tersebut terlihat jelas tatkala persoalan demi persoalan bangsa semakin hari bukan semakin hilang, tapi justru semakin meningkat tajam. Mulai dari kasus kekerasan antar kelompok, ketidakadilan sosial dan hukum, hingga budaya korup penguasa yang makin menggurita.


Baca juga: Prof Ma'ruf Bantilan: Black Campaign bukan jiwa Pancasila dan SMAN 2 Kota Bogor raih juara I cerdas cermat 4 pilar kebangsaan


Ketua Lembaga Studi Pancasila Institut Teknologi Sepuluh Nopember (LSP ITS) Surabaya, Amin Danar mengatakan, pembentukan lembaganya sebagai langkah antisipasi dan penanaman nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara.


“Nilai-nilai dalam pancasila itu adalah sesuatu yang ada dan selalu hidup serta dijunjung tinggi dalam kehidupan bangsa Indonesia,” katanya di Surabaya Kamis (24/07/2014).


Amin Danar menceritakan, Bung karno dalam salah satu pidatonya mengatakan bahwa dirinya tidak ingin disebut sebagai pencipta dari pancasila, akan tetapi dikatakan sebagai penggali pancasila.


Nilai ini telah dijaga selama ratusan tahun dalam jiwa masyarakat Indonesia meskipun sebelum Indonesia menyatakan diri kemerdekanya. Pada dasarnya di dalam pancasila itu terdapat tiga hal yang merupakan intisari dari nilai-nilai pancasila, yaitu kerja sama dalam hubungan ekonomi, kekeluargaan dalam hubungan sosial, dan musyawarah mufakat dalam kehidupan bernegara.


Melihat realita di masyarakat nilai-nilai pancasila ini semakin lama semakin memudar dikarenakan pengaruh ideologi lain yang telah meresapi sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara yang memudarkan cerahnya nilai-nilai pancasila.


“Sangat disayangkan pula ketika dunia mulai melirik pancasila, namun kita malah menganut paham neo liberalism. Padahal telah jelas jika nilai-nilai dalam neoliberasim sangat bertentangan dengan nilai-nilai pancasila. Individualisme, persaingan dan kompetisi antara kaum proletar dan kaum borjuis serta pendiskritan kepada minoritas bertolak belakang dengan nilai-nilai pancasila,” paparnya.


Dewasa ini, lanjut Amin Danar, hal tersebut sudah muncul dan mulai berkembang di dalam kehidupan bermasyarakat, maka perlu adanya upaya untuk mencegah dan memperbaiki nilai-nilai yang telah rusak. “Peran dari mahasiswa sebagai agent of change untuk memberikan kontribusi dalam pemikiran dan gerakan yang memberikan efek yang berkelanjutan tentang urgentifitas dari nilai–nilai pancasila yang akan disebarkan kepada masyarakat Indonesia,” jelasnya.


Konsepsi dan pergerakan harus murni muncul dari sanubari mahasiswa sebagai garda terdepan perubahan yang merepresentasi warga Indonesia dari berbagai sisi hidup bernegara, maka perlunya sebuah iktikad bersama dari semua mahasiswa yang ada di Indonesia khususnya di lingkup kampus ITS Surabaya. Paradigma pemikiran pragmatis dari kalangan mahasiswa menciptakan dogma-dogma yang menganggap prestasi akademik adalah sesuatu yang mutlak dan segalanya sebagai bentuk kesuksesan mahasiswa yang kemudian hanya menciptakan robot-robot industri baru, sehingga akan memunculkan sikap keegoisan terhadap kondisi sosial di sekitarnya, lebih-lebih tanpa didasari oleh nilai luhur dan kemasalahata.


“Kondisi tersebut harus kita dobrak, menghilangkan sifat pragmatis dalam akal mahasiswa, kedepannya sifat pancasila harus kita kuatkan, peran fungsi mahasiswa perlu kita galakkan, sehingga sifat kerjasama dan berkompetisi kian baik dan saling membangun satu sama lain. Kampus ITS yang notabene berbasiskan sains dan teknologi dewasa ini hanya sebagai pelengkap dalam kehidupan industrialism, Sehingga nilai–nilai social yang harusnya kita bawa sudah mulai pudar dan makin sulit dipahami ketika kembali bermasyarakat,” papar Amin Danar.


Menurut Amin Danar, mahasiswa harus dapat memberikan manfaat secara kualitatif maupun kuantitatif kepada Negara ini sebagai bentuk tanggungjawab pada masyarakat luas. Hal itu sesuai dengan tujuan Negara yang diamanatkan dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial merupakan menjadi harga mati dalam penegakan nilai-nilai pancasila, sehingga harus ada konsepsi bersama dan gerakan dari semua elemen yang sistematis sehingga apa yang diusahakan tidak menjadi sia-sia.


Kesatuan dari lima sila adalah gotong-royong, suatu konsepsi bagunan negara, suatu cara bekerja dan bertindaknya negara untuk suatu tujuan yang hendak dicapai oleh negara. Melalui gotong-royong inilah bangsa Indonesia dapat mewujudkan keleluargaan, kerjasama, solidaritas bangsa-bangsa sebagaimana yang dimaksud Bung Karno sebagai cita-cita kemanusiaan yang universal dan diridoi oleh Tuhan Yang Maha Esa.


“Dari keprihatinan kondisi diatas, sebagai langkah antisipasi dan penanaman nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka berdirilah Lembaga Studi Pancasila Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, dimana akan dikonsentrasikan untuk kelompok mahasiswa dengan kegitan diskusi-diskusi dan hasilnya dipublikasikan dengan baik. Baik itu melalui selebaran, brosur, majalah, koran cetak, media online,” ujarnya .


Harapan besar, setelah Berdirinya LSP ITS pada tanggal 24 juli 2014, maka kajian-kajian tentang Pancasila dan materi terkait dengan itu akan digalakkan bersama berbagai macam elemen-elemen mahasiswa yang ada di dalam kampus maupun luar kampus. Dan nilai-nilai pancasila dapat diwujudjkan menjadi lebih kuat, sampai tataran penjiwaan serta memiliki implikasi nyata terhadap individu maupun masyarakat luas.@LSP-ITS


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment