LENSAINDONESIA.COM: Sebuah kapal feri tradisional tenggelam di Sungai Kapuas, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng), Selasa (29/o7/2014) pagi.
Diperkirakan, di dalam feri yang melayani penyeberangan Kelurahan Panamas ke Kota Kuala Kapuas tersebut terdapat 56 orang penumpang.
Baca juga: SAR temukan 4 korban tewas feri tenggelam di Kapuas dan KRI Karel Satsuitubun-356 selamatkan 3 nyawa di Karang Unarang
Sampai Selasa petang, penumpang selamat terdata sebanyak 28 orang. Hingga (29/7) petang.
Sementara korban tewas tercatat 11 orang. Sedangkan ada delapan penumpang belum ditemukan.
Dari jumlah itu diperkirakan ada yang selamat namun tidak melapor dan langsung dibawa pulang.
Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat langsung membentuk tim pencarian korban. Tim tersebut antara lain; BNPB Kabupaten Kapuas, Dishubkominfo, Tim Rescue yang dikoordinasi Kabagops Polres Kapuas, Tim Posko di bawah koordinasi Kasdim/1011 Klk, Tagana, Emergency, Satpol PP, Orari dan sejumlah relawan.
Hingga Selasa (29/7) petang, belasan penumpang selamat berhasil dievakuasi dan menjalani perawatan medis di RSUD dr H Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas.
Kecelakaan maut itu menyisakan trauma bagi korban selamat. Tati, salah seorang warga Panamas mengungkapkan, feri yang tenggelam tersebut jarang digunakan, karena kondisinya yang sudah jabuk dimakan usia.
“Saya bingung mengapa saat itu masih digunakan? Bahkan feri yang tenggelam itu saya lihat mengangkut sepeda motor hampir 30 unit. Padahal kondisi feri itu sudah tidak memungkinkan untuk mengangkut sepeda motor sebanyak itu,” kata Tati.
Mega, salah seorang warga Panamas yang selamat dalam insiden itu mengatakan, saat itu feri dari arah Panamas hendak menuju ke Kota Kuala Kapuas.
Namun kata dia, feri tersebut bocor dan mesin pompa air tidak berfungsi. “Para petugas di feri itu hanya menguras air dengan menggunakan gayung mandi,” ujar Mega.
Ia menambahkan, setelah berada pada posisi di tengah sungai, air semakin banyak yang masuk ke dalam feri. Mega mengungkapkan, anak buah kapal (ABK) tidak sanggup lagi menguras air, hingga akhirnya kapal tersebut tenggelam bersama motor dan para penumpangnya.
“Kami meminta tolong tetapi saat itu tidak ada yang menolong karena posisi kapal tenggelam di tengah sungai,” ucap Mega.
Dia mengaku selamat dalam insiden itu lantaran menggunakan helm untuk pelampung berenang ke tepi sungai. Saat itu kata dia, masing-masing penumpang yang tenggelam banyak yang panik sambil menyelamatkan anaknya. “Beruntung saya bisa berenang,” ucapnya.
Di tempat terpisah, Kepala Desa Teluk Palinget, Kecamatan Pulau Petak, Kabupaten Kapuas, Kalteng, Rahwandi mengungkapkan, tiga warganya turut menjadi korban tenggelamnya feri nahas tersebut.
Mereka adalah pasangan suami istri, Syahrani-Lia dan anaknya Muhammad Gulim yang baru berumur 1,5 tahun. “Untuk korban Lia ditemukan meninggal dunia dan sudah diantar ke rumah duka. Sedangkan, Syahrani dan anaknya Muhammad Gulim belum ditemukan,” kata Rahwandi.@ridwan_LICOM/JPPN
0 comments:
Post a Comment