LENSAINDONESIA.COM: Tumpukan sampah mencapai tinggi 2,5 meter di Jalan Raya Pisangan Timur, Depan Pasar Jaya Enjoa, Jakarta Timur yang sedang dibangun, seolah dibiarkan petugas dinas kebersihan, berlarut-larut meneror dan menyusahkan warga dan pedagang.
Pasalnya, sampah selalu diangkut setiap dua minggu sekali. Akibatnya, tumpukan sampah tidak hanya terus menggunung. Aroma bau busuk cukup menyengat pun senantiasa meneror dan meresakan warga.
Baca juga: PKL Kramat Jati Jaktim semrawut, diancam Satpol PP tetap bandel dan Sampah berbelatung 2 minggu tak diangkut, pejabat Jaktim saling lempar
Padahal, sampah itu sebagian besar berasal dari aktivitas pasar di situ. Bahkan, kondisinya bukan hanya menumpuk, tapi juga meluber di jalan-jalan. Warga dan pedagang cemas dan terteror karena terganggu.
Warga pun mengaku kurang simpati terhadap sikap tidak profesional dinas kebersihan, maupun dinas yang menangani pasar. Seharusnyai pejabat pemerintah Wali Kota Jaktim memperlakukan sampah produk pasar itu beda dengan sampah limba pemukiman umum.
Dengan begitu, warga muak terhadap layanan Pemkot Jakarta Timur yang bertindak “semau gue”. Artinya, rajin memungut retribusi pasar, namun tidak peduli kualitas layanan publik. Tentunya, ini sangat naif terjadi di ibu kota negara besar di Asia ini.
“Sampahnya diangkut dua minggu sekali. Padahal belum tiga hari sudah penuh. Masyarakat jadi risih berbelanja karena bau busuk menyengat,” kata pedagang kelapa Rinto (44) di Pasar Enjo, Rabu (23/7/14).
Para pedagang di situ maupun warga tidak yakin kondisi ini diketahui Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang selama masa Pilpres menggantikan tugas Gubernur DKI. Jelas ini, memalukan Gubernur DKI Jokowi yang akan jadi presiden, maupun Ahok yang naik jadi Gubernur.
Rinto dan sesama pedagang lainnya juga mengakui baik warga dan pedagang sudah sering mengeluhkan tumpukan sampah tersebut, namun tetap saja petugas mengangkut sampah 2 minggu sekali.
“Kalau bisa sampahnya diangkutnya tiap harilah, sehingga sampahnya tidak sampai meluber ke jalan” tambahnya seraya menambahkan kondisi itu lebih pantas terjadi di kota kabupaten ketimbang ibu kota negara. “Pak Ahok bawahannya (PNS Jaktim) kok bermental mirip sampah, ya?” @winarko
0 comments:
Post a Comment