LENSAINDONESIA.COM: PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Jawa Timur menargetkan, pendapatan tahun ini mencapai Rp 24,173 triliun.
Pasalnya, target pendapatan tahun ini sebesar delapan persen dibanding realisasi pendapatan tahun 2013, yang mencapai Rp 22 triliun. Target kenaikan itu termasuk menurun, dibanding realisasi kenaikan tahun 2013 yang mencapai lebih dari 15 persen, yakni sebesar Rp 22 triliun dibanding tahun 2011 sebesar Rp 19,119 triliun.
Baca juga: PLN Distribusi Jatim, proyeksikan kenaikan 600 ribu jaringan baru dan Lagi-lagi PLN terapkan lagi uang jaminan langganan
Haryanto WS, General Manager PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur menuturkan, kecilnya target yang dipatok PLN, dikarenakan melihat kondisi perekonomian yang masih dirasa mengalami ketidakberdaannya.
Pihaknya memprediksi penyambungan listrik, terutama industri akan sedikit mengalami perlambatan. Hal ini terlihat dari target penambahan pelanggan baru di 2014 yang mengalami penyusutan menjadi 580.000 pelanggan, dari realisasi penambahan pelanggan baru di 2013 sebesar 625.118 pelanggan.
“Harapan kami, diakhir 2014 jumlah pelanggan PLN di seluruh Jatim, akan mencapai 9.847.498 pelanggan dari posisi saat ini yang mencapai 9.267.498 pelanggan. Sementara rasio elektrifikasi akan naik menjadi 80 persen, dari posisi di akhir 2013, masih dikisaran 77,16 persen,” terang Haryanto WS, Kamis (30/1/2014).
Meski demikian, potensi penyambungan listrik untuk pelanggan rumah tangga menurutnya masih cukup besar. Di perkotaan misalnya, banyak rumah yang ternyata masih melakukan penyambungan listrik melalui tetangga, bahkan jumlahnya bisa mencapai 100 persen dibanding jumlah pelanggan resmi.
Untuk daerah terpencil, seperti di Kangean, PLN Jatim berupaya memperluas jangkauan dengan membangun jaringan listrik atau dengan membangun pembangkit listrik diantaranya pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Hanya saja, langkah tersebut dinilai belum bisa dilakukan maksimal mengingat kecilnya investasi yang tersedia. Di tahun ini, investasi jaringan dan pembangkit di wilayah Jatim dipatok hanya sebesar Rp1,25 triliun. Sementara dari dana APBN mencapai Rp80 miliar.
“Untuk itu, kami berupaya menggandeng daerah bersama-sama membangunnya. Pemprov Jatim telah menyanggupi akan menghibahkan dana APBD sebesar Rp 70 miliar, tetapi saya masih belum melakukan perbincangan secara serius dengan Gubernur Jatim Soekarwo,” tandasnya.
Menyoal apakah dana APBD bisa dihibahkan? Pejabat yang masa baktinya akan habis tahun 2014 ini menegaskan, “untuk pembangunan jaringan dan pembangkit listrik tidak boleh, karena dalam Undang-undang daerah yang baru, sudah tidak memperbolehkan lagi adanya hibah,” pungkasnya.@dony
0 comments:
Post a Comment