LENSAINDONESIA.COM: Eks Kepala Staf TNI Angkatan Udara era Megawati, Chappy Hakim, Sabtu (6/6/2015), menyindir Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ia anggap tak membutuhkan keberadaan matra udara. Kekecewaannya ia tulis dalam akun sosmed peribadinya beberapa waktu kemarin.
“Puluhan tahun keberadaan AU tidak dihargai sama sekali di negeri ini. Mungkin memang lebih baik dibubarkan saja daripada terjadi degradasi moral (keruntuhan) anggotanya,” kicau sang Marsekal lagi.
Baca juga: Eks Kasau: Bubarkan Saja Angkatan Udara dan Demokrat isyaratkan setuju Panglima TNI selera Jokowi
Tak pelak, postingan jenderal yang fasih bermain saksofon tersebut mendapat respon dari netizen dan forum militer. Malahan, politisi Gerindra Bondan Winarno ikut menyahuti postingan Chappy dengan menulis, “I can relate with you, Marshall. I feel your anger. Swa Bhuwana Pakca.” tulis Bondan Winarno.
Kekesalan Chappy Hakim bermula akibat adanya wacana pembatalan pengajuan calon Panglima TNI asal Angkatan Udara.
Pernyataan tersebut sebelumnya dilontarkan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Tedjo Edhy Purdijatno yang menyebutkan membuka peluang Angkatan Laut (AL) bisa kembali mengisi jatah posisi Panglima TNI pengganti Jenderal Moeldoko yang seharusnya jika mengikuti pola rotasi jatah Angkatan Udara (AU). Wacana ini menguat karena visi-misi Presiden Jokowi yang mengangkat poros maritim.
“Seharusnya kan dari AU, tapi kan bisa iya dan juga bisa tidak, bisa saja laut lagi,” terang Tedjo, di sela acara simposium nasional cyber security di Hotel Borobudur Jalan Lapangan Banteng 2, Jakarta, Rabu kemarin. redaktur: adrian
0 comments:
Post a Comment