LENSAINDONESIA.COM: Eks Kepala Staf Angkatan Udara Chappy Hakim, Sabtu (6/6/2015), meradang lantaran jatah calon TNI AU untuk maju dalam bursa Panglima TNI terancam batal. Ia menganggap, negara tak menghargai peran matra udara tersebut.
Tak hanya itu, dirinya juga menyebut rotasi penggantian Bandara Soekarno Hatta dari Paskhas TNI AU ke Marinir TNI AL bertolak belakang terhadap fungsi penjagaan lokasi fital. Chappy mengungkapkan, Paskhas TNI AU mengantongi kuafilifikasi yang cocok untuk mengamankan bandara.
Baca juga: PDIP Tegaskan Panglima TNI baru harus sesuai selera Jokowi dan Changi Airport promosi besar rayakan Ultah Singapura ke-50
“Paskhasau di Airport CGK diganti Marinir. Halim untuk penerbangan komersial. Panglima TNI belum tentu AU. Negeri ini memang tidak butuh Angkatan Udara. Bubar saja,” tulis Chappy Hakim lewat akun sosmednya, Sabtu (6/6/2015).
Selain pergantian matra penjagaan itu, Chappy juga mengungkapkan emosinya saat terjadinya alih fungsi Bandara Hali Perdanakusuma yang saat ini berganti jadi bandara komersil.
Chappy beralasan, bandara tersebut merupakan pangkalan udara strategis TNI AU. Di lokasi tersebut terdapat skadron angkut VIP dan sering menjadi lokasi pesawat tempur untuk mengawal ibukota.
Alih fungsi tersebut, lanjutnya, berujung terganggunya tugas TNI AU.
Wacana pembatalan Panglima TNI asal angkatan udara dilontarkan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Tedjo Edhy Purdijatno. Politisi PDIP itu menyebutkan membuka peluang Angkatan Laut (AL) bisa kembali mengisi jatah posisi Panglima TNI pengganti Jenderal Moeldoko yang harusnya jika mengikuti pola rotasi jatah Angkatan Udara (AU). Wacana ini menguat karena visi-misi Presiden Jokowi yang mengangkat poros maritim. redaktur: adrian
0 comments:
Post a Comment