Monday, June 1, 2015

Kemampuan Jokowi terapkan Trisakti dan Nawacita dipertanyakan Gerindra

Kemampuan Jokowi terapkan Trisakti dan Nawacita dipertanyakan Gerindra

LENSAINDONESIA.COM: Keberhasilan Soekarno mencetuskan lima sila yang termaktub sebagai Pancasila, menunjukkan adanya keberhasilan dalam mencapai kesempurnaan dalam penyatuan jiwa dan pikirannya serta mampu menjiwai makna akal budi dan budaya bangsa Indonesia yang telah ada sebelum negara Indonesia ada .

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono berpendapat kemampuan seorang Soekarno dalam mengali dan mengkompiliasi akal budi dan kebudayaan dalam kehidupan bangsa Indonesia bukanlah dihasilkan secara instan. Tetapi melalui proses pembelajaran, perjuangan dan komitmen Soekarno untuk mencari sebuah Ideologi dan filsafat bangsa Indonesia yang bisa diterima oleh semua ideologi , suku bangsa , etnik dan agama yang ada di Indonesia untuk menghasilkan sebuah kemerdekaan dan membentuk sebuah NKRI.

Baca juga: Jokowi abaikan permintaan keluarga Soekarno soal Hari Lahir Pancasila dan Puan prihatin masih ada desukarnoisasi

“Akhirnya Soekarno berhasil menciptakan direction atau petunjuk pembangunan manusia Indonesia yang kemudian dinamakan cita cita Trisakti dan Nawacita,” ujarnya, Selasa (2/6/2015).

Dengan proses yang begitu panjang, maka tidaklah mudah bagi seorang Jokowi untuk menerapkan cita cita Trisakti dan Nawacita dalam membangun bangsa Indonesia. Apalagi, kalau Jokowi sendiri dan para kabinetnya tidak mengerti atau menguasai esensi dari Trisakti dan Nawacita dalam menjalankan pemerintahannya, serta mengembalikan Pancasila sebagai filsafat pembangunan ekonomi bangsa Indonesia.

“Sudah delapan bulan pemerintahan Jokowi –JK, berbagai kebijakan yang diambil sangat jauh panggang dari api dalam penerapan Trisakti dan Nawacita. Contoh saja pemberian izin eksport konsetrat hasil tambang pada Freeport dan Newmont yang melanggar konsesus bersama , kebijakan ekonomi yang liberal dan tunduk pada konsesus Washsington dengan melepas harga BBM sesuai mekanisme harga pasar,” bebernya.

Secara jelas dan gamblang bahwa para Soekarno dan para pendiri bangsa Indonesia menginginkan pembangunan Ekonomi, Sosial, Budaya dan Keamanan bagi bangsa Indonesia sebelum mencapai kata kemerdekaan. Dan setelah kemerdekaan harus berdasarkan pada Filsafat Pancasila dan dipagari dengan sebuah politik yang dilandaskan pada pembukaan UUD 1945 beserta pasal pasalnya yang asli dan cita-cita kemerdekan 17 Agustus 1945 dan dijalankan oleh sebuah sistim perekonomian yang bercirikan budaya ekonomi bangsa Indonesia.

Kehidupan sosial ekonomi bangsa Indonesia dan memiliki sistim keamanan bagi kekayaan sumberdaya alam milik bangsa Indonesia dan benar benar dinikmati oleh bangsa Indonesia unruk mencapai keadilan sosial dan kemakmuran bagi bangsa Indonesia dengan penerapan pasal 33 UUD 1945, yang dituliskan dalam cita cita Trisakti dan Nawacita oleh Soekarno.

“Karena itu menjadi tantangan dan keberanian kita semua kedepan sebagai bangsa Indonesia dalam era globalisasi dan menghadapi setan setan neoliberalisme baik yang ada diluar dan didalam pemerintahan dengan kita berkomitmen mengembalikan Pancasila sebagai filsafat dan ideology bangsa Indonesia yang menjadi cita-cita para pendiri bangsa Indonesia,” pungkasnya. @sita

alexa ComScore Quantcast
counter customisable
Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment