LENSAINDONESIA.COM: Memperingati hari Konfrensi Asia-Afrika ke 59, tim pengelola Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) menggelar peringatan akbar pekan “Festival Konferensi Asia Afrika (Pekan FKAA)” mulai 18 hingga 27 April 2014 mendatang di Kompleks Museum KAA-Gedung Merdeka. Juga meluncurkan buku “KAA Dimata Pelakunya” sebagai pemanasan Ultah.
Adapun tema untuk ulang tahun ke 59 tahun Museum KAA adalah ‘Semangat Kemitraan dan “Langkah Maju Kerja Sama Asia Afrika’. Konferensi Asia Afrika merupakan karya besar Bung Karno, Presiden RI pertama. Dan, layak digaungkan kembali untuk jadi inspirasi dan motivasi generasi muda.
Baca juga: Film Sang Proklamator digarap serampangan produser India, distop dan Indonesia terbelakang dalam perlindungan kekayaan intelektual
Kepala Museum Konperensi Asia Afrika, Thomas Adrian Siregar memaparkan, perayaan ulang tahun ke 59 tahun sengaja digelar berskala besar dan meriah. Sehingga, sejarah besar internasional ini dikenali di jadi spirit anak-anak muda bercita-cita besar.
“Kami di sini akan mencoba melakukan aktivitas sebagai pemanasan menuju ulang tahun ke 60. Anggap saja ini sebagai road to 60th. Jadi jelang 60 tahun enggak lagi kaget,” kata dia di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Sabtu (29/3/14).
Lebih lanjut dikatakan, Pengelola Museum KAA mengajak masyarakat untuk merasakan kembali energi kehidupan melalui penghayatan nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah.
“Nilai-nilai itu tercermin dalam semangat solidaritas dan persahabatan. Sementara itu, tanda yang membedakan gelaran ulang tahun pada tahun sebelumnya adalah pembukaan di Cikapundung, sekarang lebih besar akan menutup jalan Asia Afrika,” jelas Thomas.
Ditempat yang sama beberapa waktu lalu, penulis buku“KAA di Mata Pelakunya” Sulhan Syafi’I, mengatakan, buku yang akan diterbitkan bertepatan pada puncak HUT KAA ke-59 pada 24 April 2014 mendatang, akan merekonstruksi seperti peristiwa KAA dari kacamata para pelakunya.
Dikatakan, ada berbagai peristiwa saat konferensi, suasana serta sisi-sisi humanis saat penyelenggaraan KAA di tahun 1955 lalu. Berbagai kalangan akan mengungkapkan hal-hal menarik yang hingga saat ini belum terungkap, kata Sulhan.
Buku “KAA di Mata Pelakunya: akan dicetak setebal 200 halaman yang melibatkan sekitar 30 narasumber berbagai kalangan yang terlibat langsung dalam KAA tahun 1955 lalu.
Diharapkan, kehadiran buku nanti bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat, bahwa banyak yang terlibat dalam KAA pada 59 tahun silam yang tidak diketahui masyarakat. “Penyajian tulisan cukup ringan agar mudah dicerna oleh siapa pun yang membacanya, anak-anak sekolah tidak akan sulit untuk memahami isi dari buku tersebut,” ujarnya @husein.
0 comments:
Post a Comment