Sunday, March 30, 2014

Muspusdirla miliki 10.000 koleksi Alutsista dan 40 pesawat terbang

Muspusdirla miliki 10.000 koleksi Alutsista dan 40 pesawat terbang




LENSAINDONESIA.COM: Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, pengembangan Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala (Muspusdirla) akan terus dilaksanakan, apalagi banyak Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) milik Angkatan Udara yang belum ada dan seharusnya sudah harus ada di museum.


“Pesawat latih TNI AU yang belum masuk ke museum ini nantinya sudah diganti dengan pesawat-pesawat yang lainnya seperti F 202 Bravo tentunya buat keperluan pendidikan,” kata Kadispenau, saat menghadiri Silahturahmi Dinas Penerangan Angkatan udara di Muspusdirla, Yogyakarta, Minggu (30/03/14).


Baca juga: Radar TNI AU tidak terdeteksi adanya pergerakan pesawat MH 370 dan Pusdiklat Paskhas gelar Pendidikan Kursus TBT Angkatan ke-41


Menurut Kadispenau, museum TNI AU memiliki lebih dari 10.000 koleksi komponen alutsista dan 40 pesawat terbang dari negara barat sampai timur, serta terdapat koleksi berupa diorama-diorama, foto-foto, lukisan-lukisan, tanda-tanda kehormatan, dan lain-lain yang disusun dan ditata berdasar kronologi peristiwa.


“Koleksi pesawat yang berada di museum Muspusdirla antara lain Pesawat WEL RI X merupakan produksi pertama bangsaIndonesia yang dibuat pada tahun 1948 oleh Biro Rencana dan Konstruksi, Seksi Percobaan Pembuatan Pesawat Terbang, Magetan, Madiun, dibawah pimpinan Opsir Udara III (Kapten) Wiweko Supomo. Pesawat ini memakai mesin Harley Davidson 2 Silinder model tahun 1928,” ujarnya


Dirinya menjelaskan, ada juga pesawat pembom Guntai direbut dari Jepang saat Belanda melancarkan aksi blokade terhadap dirgantara Indonesia, pesawat buatan tahun 1930 ini dengan penerbangnya Kadet Mulyono melaksanakan pemboman terhadap kedudukan lawan di Semarang pada tanggal 29 Juli 1947.


“Pesawat Jet Star merupakan pesawat kepresidenan hadiah dari pemerintah Amerika Serikat kepada Presiden RI Soekarno, pernah digunakan dalam kunjungan ke beberapa negara antara lain Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam, dan Thailand serta berbagai jenis pesawat pemburu, latih, dan angkut periode 1950-1965,” terangnya.


Kadispenau menambahkan, bahwa Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala saat ini banyak koleksi pesawat yang ada di museum ini dan nantinya akan di letakan beberapa pesawat tempur maupun pesawat latih.


“Kami akan kembangkan terus Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala ini, agar masyarakat khususnya Yogyakarta akan selalu mengunjungi museum ini dan cocok untuk para pelajar mempelajari sejarah kedirgantaraan dari masa ke masa,” jelasnya. @winarko


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment