LENSAINDONESIA.COM: Partai Keadilan Sejahtera (PKS) selama musim kampanye belakangan ini, heboh gara-gara kader elitnya, Fahri hamzah mengumumkan PKS menolak Wagub DKI Jakarta Ahok jika proses Pemilu memuluskan langkah Jokowi. Akibatnya, menuai polemik panas bukan hanya dengan Ahok. Bahkan, para elit Gerindra –partai yang mengusung Ahok– ikut saling serang.
Buntutnya, berkembang spekulasi bahwa PKS sengaja melancarkan manuver ibarat tamsil “sekali dayung dua tiga pula”. Selain keukeuh target di balik menggoyang Ahok, sekaligus memanfaatkan momen untuk mencari empati publik khususnya pemilih dari masyarakat Islam.
Baca juga: PKS tantang Jokowi berani jamin Indonesia bebas korupsi dan Lempar isu SARA jelang Pemilu, PKS ciderai Pancasila
Juru bicara PKS, Mardani Ali Sera disinggung soal koalisi, buru-buru menegaskan, bahwa PKS belum ada agenda untuk itu. “Saat ini lebih fokus untuk menghadapi Pemilu Legislatif (Pileg),” katanya, Jakarta, Jumat (28/03/14).
Terkait speklusi target lain serangan terhadap Ahok, memang belum ada komentar dari juru bicara PKS itu. Mardani hanya menyinggung sikap soal keukeh PKS sebagai partai berlatar belakang Islam di Indonesia.
“PKS sedikit memberi seruan, partai Islam didasari pada kepentingan bangsa dan negara. Bukan hanya perspektif sempit berdasarkan isu negatif orang per orang. Kapal besar rakyat Islam bisa melihat,” kata Mardani, Jakarta, Jumat (28/03/14).
Mardani kembali mempertegas soal koalisi, bahwa PKS berpandangan kalau perlu tidak usah koalisi. Tapi, nilai-nilai partai Islam, punya ciri khas di demokrasi Indonesia. :Sekecil apa pun karakter akan dihargai.”
Lantas, bagaimana dengan Anis mata bertemu Surya Paloh dan Ketum partai lain, adakah sinyal positif koalisi? Mardani menjawab, “Keputusan koalisi bukan keputusan personal. Kami sangat taat pada sistem. Domainnya Majelis Syuro,” pungkas Mardani. @endang
0 comments:
Post a Comment