Saturday, June 6, 2015

Ketum PSSI: Pita hitam Timnas U-23 bentuk protes kepada Menpora

Ketum PSSI: Pita hitam Timnas U-23 bentuk protes kepada Menpora

LENSAINDONESIA.COM: Pita hitam yang dipakai oleh para pemain Tim Nasional (Timnas) U-23, pada pertandingan Cabang Olahraga (Cabor) Sepakbola melawan Kamboja, di Stadion Jalan Besar, Sabtu (6/6/2015)sore, ternyata mempunyai pesan tersendiri untuk seluruh Masyarakat Indonesia.

Pesan yang disampaikan oleh Evan Dimas dkk, adalah bentuk simpati pada para pemain sepakbola di Indonesia, perihal apa yang dilakukan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi terhadap dunia sepakbola Indonesia.

Baca juga: Tim Transisi PSSI temukan dugaan awal korupsi dan mafia bola dan Timnas Indonesia U-23 dikalahkan Myanmar 2-4

Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mahmud Mattalitti. “Itu ekspresi anak-anak terhadap masalah yang terjadi di sepakbola Indonesia saat ini,” ujarnya ke Lensa Indonesia, Minggu (7/6/2015) pagi.

Saat ditanya perbedaan pertandingan pertama yakni melawan Myanmar, dengan pertandingan kedua melawan Kamboja, La Nyalla membeberkan semuanya. “Di pertandingan pertama, para pemain sempat ‘down’ mentalnya dikarenakan sikap pemerintahan terhadap para pemain bola. Namun setelah para jajaran pelatih dan pengurus PSSI memberikan dorongan moral, para pemain kembali ke performa mereka lagi,” imbuh pria berdarah Makasar ini.

Selain itu, La Nyalla juga menegaskan target di SEA Games kali ini. “Target Timnas yakni meraih juara. Tidak kurang, tidak lebih,” ungkapnya.

“Yang pasti, disini masyarakat bisa melihat sendiri soal kinerja Timnas dibawah naungan PSSI. Terserah pihak mereka memutar balikan fakta di sosmed (sosial media), kami tetap lakukan yang terbaik untuk para pemain,” pungkasnya.

Asisten Pelatih Timnas Indonesia U-23 Muhammad Zein Al Hadad mengatakan, pita hitam yang diikat di lengan kanan pemain Timnas U-23 akan dipakai terus di tiap pertandingan “Merah Putih” di ajang SEA Games 2015.

“Pita hitam ini sebagai menunjukkan kita sedang prihatin karena di-suspend oleh FIFA. Tapi kami akan membuktikan bahwa kita bisa berbuat banyak pada laga internasional terakhir bagi kita ini,” kata di Singapura, Minggu.

Menurut dia, pita hitam itu juga menjadi salah satu simbol keprihatinan sekaligus juga sebagai pemicu spirit pemain untuk berlaga dengan kemampuan terbaik, memperlihatkan kepada dunia internasional Indonesia masih memiliki kekuatan yang bisa diperhitungkan.

“Pesan ini diharapkan bisa sampai kepada seluruh stakeholder sepak bola, untuk segera mengakhiri permasalahan yang terjadi,” kata pria yang akrab disapa Mamak itu.

Penggunaan pita itu dipastikan diikat pada setiap pertandingan yang akan dilakoni oleh Timnas Indonesis U-23 di fase penyisihan grup melawan Filipina (9/6) dan tuan rumah Singapura (11/6). @angga_lensa

alexa ComScore Quantcast
counter customisable
Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment