LENSAINDONESIA.COM: Sri Wahyuningsih (67), yang numpang tinggal di rumah keponakannya, Sandra (34) di Perumnas Ngronggo Jl Kenongo, Kediri jatuh dari tembok setinggi 1,5 meter saat ingin keluar rumah, Sabtu (31/5/2014). Sebelumnya, nenek malang ini seperti hidup dalam penjara karena tak diijinkan keluar rumah dan dilarang bersosialisasi dengan tetangga sekitar. Diduga hal itu disebabkan sang pemilik rumah sering kedatangan tamu laki-laki, sehingga takut rahasianya bocor bila nenek tersebut bercerita ke warga.
Informasi yang dihimpun Lensa Indonesia, nenek itu mengaku pada warga yang menolongnya ingin sekali keluar rumah karena beberapa bulan terus dikurung oleh Sandra, pemilik rumah. Namun saat meminta pada keponakannya agar pintu dibuka sekali saja dengan alasan ingin mengembalikan tempat makanan milik tetangga, hal itu tak diijinkan oleh Sandra. “Saya sudah bilang mau mengembalikan rantang punya pak Minto yang sering mengasih makanan tapi tetap saja pintu dikunci,” ungkap Sri saat ditemui di rumah tetangganya yang menolong.
Baca juga: Kasus penyekapan oknum wartawan oleh atasannya ditangani Polda Jatim dan Polda Metro Jaya mulai periksa belasan ABG perempuan korban penyekapan
Nenek renta ini juga mengaku sehari-hari memang pintu rumah selalu terkunci dan Sandra melarangnya untuk bersosialisasi dengan warga entah karena alasan apa. “Saya nggak boleh kemana-mana,” tambahnya.
Sementara Sandra yang melihat neneknya terjatuh dan ditolong warga bukannya menolong malah dengan arogan membentak-bentak setiap orang yang meminta penjelasan. “Memang benar orang itu (Sri), saya larang keluar rumah karena khawatir dia nanti mengumbar cerita soal keluarganya sendiri. Lagian dia sudah pikun, kalau keluar rumah terus hilang bagaimana,” bentak Sandra pada salah satu warga yang menolong Sri dan memasukkan ke dalam salah satu rumah warga.
Mendengar itu, warga Perumnas Ngronggo mengancam akan melaporkan Sandra karena menelantarkan dan mengurung nenek renta itu. Bahkan saat Sri jatuh dan mengalami luka, Sandra juga enggan menolong. “Orang kok kayak gitu sama orang tua. Bukannya menolong neneknya yang jatuh dan terluka, malah membentak dan menantang warga,” cetus salah satu ibu-ibu di perumahan itu.
Ketua RT 05 Perumnas Ngronggo, Budiarto, membantah bila Sri sudah pikun sehingga keluarganya punya dalih untuk tak membiarkannya keluar rumah. “Saya rasa itu hanya alasan keluarganya saja kalau menganggap korban pikun. Saya dan warga sini sangat yakin kalau mbah Sri tidak pikun,” ungkapnya.
Budiarto juga menambahkan, warga Perumnas Ngronggo sebenarnya sudah lama banyak yag kasihan pada Sri dengan sering mengiriminya makanan. “warga sepakat berencaa melaporkan masalah ini ke polisi karena ada yang tahu pemilik rumah sering memasukkan lelaki tak dikenal,” pungkasnya serius. @ andik kartika
0 comments:
Post a Comment