LENSAINDONESIA.COM: Ilmu pengetahuan, dunia pendidikan tidak hanya dapat dinikmati kalangan akademisi saja. Untuk itu, perlu meningkatkan kualitas menyambut perubahan dunia dan melindungi kedaulatan NKRI.
Kepala Staf TNI AD (Kasad) Jenderal TNI Budiman menegaskan itu terkait penandatanganan nota kesepahaman bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan dengan Majelis Rektor Perguruan Tinggi (PT) se-Indonesia di Aula AH Nasution Mabesad, Veteran, Jakarta Pusat, Senin (26/4/14).
Baca juga: KASAD prihatin kondisi asrama pasukan elit Kodam dan Kasad pimpin Sertijab Pangdam Jaya/Jayakarta
“Perlu adanya kerjasama, karena ke depan kita butuh manuver dan informasi. Mau tidak mau, kita harus menguasai teknik informasi, elektronik, satelit. Dan, ini kesempatan sangat luar biasa untuk bekerjasama,” kata Kasad.
Kerjasama ini meliputi kerjasama bidang pendidikan, pelatihan, penelitian, pengembangan dan pengabdian masyarakat sesuai tugas masing-masing yang dimiliki TNI AD dan PTN. Hal tersebut berkaitan pertahanan negara, pengembangan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), penyelenggaraan kegiatan ilmiah serta pengkajian dan konsultasi.
“Strategi informasi TNI AD di bidang teritorial akan kompleks permasalahannya, karena masyarakat akan semakin pandai dan hebat. Apabila kami tidak hebat, maka kami akan kedodoran dan akan ditinggal. Salah satu sistem yang paling baik adalah sistem pertahanan semesta, dimana TNI adalah kekuatan utama dan rakyat sebagai sistem pendukung,” tegas Kasad.
Kasad menyontohkan, seseorang yang akan menjabat sebagai asisten personil paling tidak ke depan harus memiliki gelar di bidang human resources development.
“Prajurit kami harus memiliki pendidikan di bidang psikologi sosial, antropologi sosial. Jadi, banyak lingkup yang bisa kita kerjasamakan. Kami membutuhkan masukan banyak dari pihak PTN. Kami menyadari, bahwa satu negara bisa runtuh karena bidang-bidang tertentu. Bisa runtuh karena ekonomi, informasi, bahkan finance pun bisa menghancurkan satu negara,” katanya.
“Maka dari itu, kami yang ada di teritorial adalah bagian untuk memiliki tugas me-support dan bersinergi dari soft power ke hard power menjadi smart power untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI,” tambah Kasad.
Ketua Majelis rektor PTN Indonesia Herry Suhardiyanto, mengatakan, bahwa TNI AD dan PTN adalah dua institusi bangsa di antara sedikit institusi yang masih konsisten mengadakan agenda reformasi dan menjunjung tinggi cita-cita demokrasi. Dua institusi ini harus menjadi kekuatan inti untuk bersama-sama memajukan bangsa.
“Untuk bersama dengan TNI AD membangun sinergi antara hard dan soft power, bagaimana kita menyediakan sarana pendidikan kepada TNI AD di jurusan sosial terapan, logistik,” kata Herry.
Menurut Herry,bahkan Babinsa tinggal dengan masyarakat dapat mengenal mendalam apa itu pertanian, peternakan, nelayan dan sebagainya. Sehingga, mereka dapat membaur dan memberikan informasi, masukan kepada masyarakat.
“Semoga ini menjadi solusi bagi masa depan yang penuh ketidkapastian ini, dalam rangka menjadikan negara kita bersatu, berdaulat, adil dan makmur,” pungkasnya. @winarko
0 comments:
Post a Comment