Monday, May 26, 2014

Gawat, narkoba internasional “obok-obok” perbatasan RI–Timor Leste

Gawat, narkoba internasional “obok-obok” perbatasan RI–Timor Leste




LENSAINDONESIA.COM: Sindikat narkoba terus mencari celah untuk menyelundupkan barang haramnya ke Indonesia dengan seribu cara. Salah satu modus terobosan mereka, memasok narkoba baik lewat jalur laut maupun darat di berbagai pintu perbatasan.


Belu, Nusa Tenggara Timur sebagai daerah perbatasan RI dengan negara Timor Leste paling rawan disusupi sindikat narkoba internasional. Karena itulah diperlukan pengawasan yang kuat dan kewaspadaan yang tinggi baik dari jajaran pemerintah seperti Bea dan Cukai, BNN, Polri, TNI, Dirjen Imigrasi dan seluruh unsur masyarakat.


Baca juga: Wanita Malaysia selundupkan sabu dalam celana dalam dan Bandar narkotika transaksi Rp179,3 M, cuci uang untuk bisnis properti


Demikian diungkapkan Deputi Pencegahan BNN, Yappi Manafe saat Pergelaran Seni Budaya bertajuk “Perang Terhadap enyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba”, di Motaain, Belu, NTT, belum lama ini.


Menurut Yappi, maraknya perdagangan narkoba di Indonesia memang tak lepas dari maraknya pasokan narkoba yang terus merangsek melalui berbagai pintu negeri ini.


“Di Indonesia kini sudah ada empat juta orang pengguna narkoba, sedangkan di NTT sendiri tercatat ada 42 ribu jiwa yang terkena narkoba”, ungkap Yappi.


Deputi ini juga menambahkan, selain Belu ada beberapa titik di NTT yang mesti jadi perhatian ekstra seperti Rote, Sikka, Labuan Bajo, dan Sumba. Di NTT, narkoba yang sering beredar antara lain, sabu, ganja dan ekstasi.


Yappi juga mengungkapkan antisipasi sangat penting untuk menangkal peredaran narkoba yang kian marak ini, karena sangat mengancam khususnya masyarakat di NTT.


“Saya kira bukan masalah ringan,tapi sudah sangat berbahaya. Kalau kita tidak antisipasi dari sekarang, generasi muda kita akan jadi korban. Belu menjadi salah satu titik paling aman buat oknum pengedar.Jadi,kita wajib sampaikan untuk waspada. Jalan tikus yang begitu banyak menjadi tempat paling bebas mereka masuk,” imbuh Deputi Pencegahan BNN ini.


Sementara itu, Kepala Bagian Humas BNN, Kombes Pol. Drs. Sumirat Dwiyanto menjelaskan, jalur peredaran narkoba internasional terus berkembang. Salah satu rute baru yang mereka tempuh adalah dari India masuk ke Malaysia, lalu bergeser ke Dili dan diteruskan ke Kupang. Selanjutnya dikirim ke Jakarta dan kota-kota besar lainnya.


“Sindikat internasional narkoba kini masuk dari luar negeri lewat Kupang, NTT selanjutnya dikirim ke Jakarta dan kota-kota besar lainnya,” tegas Sumirat.


Berikut ini catatan kasus peredaran narkoba dari luar negeri melintasi kawasan NTT;


24 Agustus 2012:

Sebanyak 8,6 Kg sabu, dengan tersangka Abu al AW, melalui jalur India–Dili–Kupang–Jakarta

dan Medan.


18 Oktober 2012:

Di wilayah Mottain, NTT seberat 2,456 Kg sabu dengan tersangka AR, melalui jalur Dili–Kupang.


24 Oktober 2012:

Sabu seberat 6,7 Kg dengan tersangka A, B, C, D, E, melalui jalur India-Singapura-Dili-Atambua-Kupang-Surabaya-Jakarta. @Rudi_99


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment