Monday, May 26, 2014

Putin hormati nasionalisme pebisnis, Emerging market Indonesia “seksi”

Putin hormati nasionalisme pebisnis, Emerging market Indonesia “seksi”




LENSAINDONESIA.COM: St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) kembali diselenggarakan di St. Petersburg,

Rusia, untuk ke-18 kalinya.


Perhelatan global berlangsung 22 sampai 24 Mei 2014 itu mengangkat tema “Sustaining Confidence in a World under Transformation”. Diskusi antara para pelaku bisnis, pemerintahan, akademisi dan masyarakat sipil dilakukan dalam serangkaian debat, workshop serta roundtable discussion.


Baca juga: Ekspresikan "Kartini", Wiwik Oratmangun pameran di Mokow dan PDIP menang di KBRI Moskow, disusul Gerindra dan PKS


Beberapa sub – tema diskusi, yaitu Spurring Growth while Mitigating Risks, Realizing Russia’s Competitive Edge dan Managing Disruptions and Embracing Change.


Forum tahunan ini diselenggarakan oleh Pemerintah Rusia dan bekerja sama sejumlah perusahaan Rusia dan internasional, antara lain Gazprom, Rusal, Sberbank, Danone, Microsoft, dan Ernst & Young, dengan partisipasi dari kurang lebih 6500 perwakilan komunitas bisnis lokal, diplomatik, maupun internasional, termasuk media.


Presiden Putin yang hadir pada sesi plenary di hari kedua penyelenggaraan Forum ini menyampaikan apresiasinya kepada para pelaku bisnis Rusia maupun internasional yang hadir dan berkeinginan bekerja sama dengan Rusia dalam mendukung pembangunan global.


Putin menyampaikan pentingnya membangun kepercayaan dan menjamin pembangunan global dengan menghormati kepentingan nasional (nasionalisme, red) masing–masing, khususnya melihat

permasalahan penting yang tengah dihadapi dunia dan juga Rusia akibat perubahan geopolitik, struktur dan teknologi dunia.


Duta Besar RI untuk Rusia dan Belarus, Djauhari Oratmangun, turut hadir dalam sesi plenary tersebut. Djauhari juga berkesempatan berpartisipasi dalam debat yang diselenggarakan

oleh CNN yang dipandu oleh John Defterios, Editor/Anchor CNN International, dengan tema “Reviving the Growth Engines for Major Emerging Markets”.


Dalam debat tersebut juga hadir Menteri Keuangan dan Menteri Pembangunan Ekonomi Rusia, serta CEO China Investment Cooperation, Partner the Abraaj Group dan General Director

Sibur.


Indonesia menjadi salah satu negara emerging market yang seringkali menjadi perhatian (cukup seksi, red) pembicara. Djauhari menggunakan kesempatan debat ini untuk menyampaikan

pandangannya dan meminta tanggapan terkait kemungkinan investasi Rusia dan perusahaan investasi international untuk masuk ke pasar Indonesia dan ASEAN, khususnya menjelang

dibentuknya ASEAN Economic Community 2015.


Djauhari menyampaikan bahwa saat ini Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia serta kawasan dan potensi ASEAN sangat besar dengan populasi total mencapai 600 juta dan

GDP kurang lebih USD 3 trilyun, sehingga merupakan potensi pasar yang besar bagi investor Rusia dan masyarakat internasional.


Menanggapi hal tersebut, Menteri Pembangunan Ekonomi Rusia menyampaikan bahwa keinginan untuk berinvestasi di kawasan ASEAN ada, terlebih di Indonesia dengan kurang lebih 17.000 pulau yang perlu dihubungkan dengan sejumlah infrastruktur.


Begitu pula dengan Abraaj Group yang melihat bahwa saat ini pasar ASEAN sebagai sebuah pasar besar belum menjadi perhatian internasional dan untuk itu perlu dijajaki kemungkinan investasi di kawasan tersebut.


Dalam rangkaian SPIEF tahun ini juga terdapat partisipasi Ketua KADIN, Suryo Bambang Sulisto, pada Global CEO Summit yang membahas tantangan dan solusi dalam mengatasi hambatan bagi business driven growth.


Pada kesempatan ini Ketua KADIN menyampaikan tantangan yang dihadapi terkait infrastruktur dalam pengembangan bisnis di Indonesia dan menekankan pentingnya dunia internasional

melihat potensi Indonesia dan ASEAN yang saat ini tengah menuju komunitas ekonomi ASEAN.


SPIEF diwarnai dengan sejumlah pertanyaan terkait dampak sanksi terhadap bisnis dan investasi di Rusia dan membahas model bisnis baru guna secara efektif mengarahkan lembaga/ institusi ekonomi, bisnis dan masyarakat sipil dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih berkesinambungan.


Forum ini jadi wadah bagi para pelaku bisnis, pejabat publik, akademisi dan budayawan untuk berdiskusi dalam menentukan agenda global, khususnya membangun tata kelola ekonomi dunia dan meningkatkan pemahaman terhadap sistem keuangan global. @pr_licom


Autentikasi:

Lailal K.Y, staf KBRI Moskow


Bersama Editor CNN International Bersama Ketua KADIN dan Rusal Plenary - SPIEF 2014 - Sumber Presidential Press and Information Office alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment