Wednesday, March 26, 2014

Ahok tantang PKS di Pileg 2014

Ahok tantang PKS di Pileg 2014




LENSAINDONESIA:Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menantang Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di pemilu legislatif, 9 April 2014 nanti. Hal tersebut terkait hasil survei yang dilakukan sayap Partai Keadilan Sejahtera, Gema Keadilan dan Benteng Muda PKS.


Dalam hasil survei yang dilakukan ormas binaan PKS tersebut menilai, Politisi dari partai berlambang garuda itu tidak disukai khalayak Jakarta dengan alasan terlalu arogan dan akan melegalkan tempat perjudian.


Baca juga: Gerindra dukung langkah KPK stop dana Bansos jelang Pemilu 2014 dan Wujudkan kedaulatan pangan, Gerindra akan cetak 2 juta lahan baru


“Lihat saja survei PKS di Pemilu 9 April seperti apa di Jakarta. Suruh dites saja Gerindra dengan PKS, menang mana di Jakarta. Gitu aja beres,” ujar Ahok di Kepada wartawan di Jakarta,Rabu (26/3/2014) kemarin.


Ahok mengaku, dirinya pernah mengalami serangan politik serupa saat maju sebagai Bupati Belitung Timur pada tahun 2003. Dirinya ditolak Partai Bulan Bintang (PBB) karena dari etnis tertentu dan beragama non-muslim.


Selain itu, lanjut Ahok, dirinya memastikan survei Gerakan Pemuda (Gema) Keadilan itu sudah pasti pesanan PKS.


Seperti diberitakan, Ketua Gema Keadilan, Reynold Darmansyah menjelaskan, bentuk penolakan sejatinya datang bukan hanya melalui Gema Keadilan dan Benteng Muda PKS semata, melainkan kehendak sebagian besar warga masyarakat DKI, berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan oleh Gema Keadilan.


“Setelah dilakukan survey dengan total 1589 reponden, ternyata menghasilkan pada kesimpulan, sosok Ahok yang memang tidak disukai warga DKI Jakarta,” ujar Reynold Darmansyah saat jumpa persnya di Gallery Caffe Cikini, Selasa (25/3/2014).


Berdasarkan hasil survey, kata Reynold, masyarakat DKI tidak menyukai gaya kepemimpinan Ahok lantaran dikenal sebagai sosok pribadi yang cukup sombong dan tidak simpatik.


“Berdasarkan hasil survey, sosok Ahok dikenal sebagai pribadi yang belagu, sombong, dan tidak simpatik. Itu total pemilih sampai 24 persen. Lalu gaya kepemimpinannya yang kasar dan tidak santun sebesar 23 persen,” beber Reynold.


Adanya penolakan Ahok untuk menduduki jabatan sebagai Gubernur, lanjut Reynold, semata-mata terkait dengan gaya kepemimpinan Ahok, dan bukan terkait etnis apalagi ideologi. Hal itu dikatakan Renold melihat berdasarkan hasil kinerja Ahok selama ini bersama Jokowi sebagai wagub yang terkenal arogan.


“Kita khawatir nantinya akan semakin banyak perjudian terhadap lelang jabatan. Lelang itu justru akan menciptakan perjudian dalam jabatan,” ujarnya.@kiki_budi_hartawan.


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment