LENSAINDONESIA.COM: Perang survei Pilpres sepertinya juga memanas. IRC (Indonesia Research Centre) mengumumkan dukungan Partai Demokrat pada pasangan Capres dan Cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dipastikan bisa menambah energi memperkuat elektabilitas pasangan bernomor urut satu pada Pilpres 9 Juli mendatang.
Hitungan di atas kertas dengan bergabungnya Partai Demokrat, praktis pasangan Prabowo-Hatta memiliki kans mengungguli Joko Widodo-Jusuf Kalla. Karena sudah mengantongi suara parpol sebesar 59,12%, dari sebelumnya sebesar 48,93%. Poros Jokowi-JK tetap sebesar 40,88%.
Baca juga: TKI Arab Saudi sampaikan empat mandat untuk Jokowi-JK dan Kampanye memanas, sayang isu agama dibawa-bawa untuk jatuhkan lawan
Kepala Riset Indonesia Research Centre (IRC), Yunita Mandolang mencermati Pilpres adalah pertarungan figur, sehingga suara Parpol tidak dapat dijadikan satu-satunya andalan.
“Dengan menghitung elektabilitas para Capres masing-masing koalisi, maka didapatkan hasil bahwa Prabowo-Hatta unggul dengan 47,9% dari Jokowi-JK sebesar 42,7%,” ungap Yunita kepada LICOM.
Menurut Yunita, prediksi perhitungan diperoleh dengan menggabungkan elektabilitas para Capres yang diusung masing-masing partai dalam koalisi, bukan terhadap perolehan suara Parpol.
Yunita kemudian menyontohkan elektabilitas dalam kategori Koalisi Gerindra menggabungkan elektabilitas Mahfud MD, Gita Wirjawan, dan Capres lainnya yang pernah diusung Parpol pendukung. Demikian juga dengan kategori Koalisi PDI Perjuangan yang menggabungkan elektablitas Surya Paloh dan Capres dari anggota partai pendukung.
“Untuk perolehan suara Prabowo-Hatta sendiri, sebelum koalisi terbentuk, terpaut lebih dari 10% dibanding Jokowi. Sedangkan dukungan Jokowi sudah jauh-jauh hari mencapai angka maksimal berkat popularitasnya yang merambah ke lintas partai, namun sulit meningkat lagi,” papar Yunita.
Hal itulah, lanjut Yunita, hampir menjadikan sumbangan dukungan dari partai-partai koalisi PDI Perjuangan tak begitu berarti. Sebaliknya bagi Prabowo-Hatta, tren dukungan meningkat, apalagi setelah Partai Demokrat bergabung.
Yunita menambahkan, perolehan dua digit, Partai berlambang mercy itu menunjukan kuatnya kepemimpinan Ketua Umum Partai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Kharisma SBY menjadi modal mengikat separuh konstituen untuk tetap loyal. Kharisma ini bisa memperkuat keterpilihan Prabowo-Hatta,” demikian analisis Yunita.
Untuk diketahui, metode Survei dilakukan dengan mewawancara 4.108 pemilih di 2.100 TPS seluruh Indonesia dengan distribusi 50% laki-laki, 50% perempuan, 50% berumur di bawah 35 tahun, dan 50% di atas 36 tahun, pada 9 April 2014. Responden dipilih secara acak sistematis. @firdausi
0 comments:
Post a Comment