Friday, June 6, 2014

JKW-JK lanjutkan Soekarno sejahterakan petani: Dua harus, satu jangan!

JKW-JK lanjutkan Soekarno sejahterakan petani: Dua harus, satu jangan!




LENSAINDONESIA.COM: Politisi Partai PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka dalam orasinya di depan Relawan Petani Nusantara menyatakan tidak akan ada Kedaulatan Pangan tanpa Kedaulatan Petani. Kader PDI Perjuangan yang dikenal paling vokal membela buruh ini menyampaikan bertepatan peringatan 113 tahun kelahiran Presiden RI pertama, Ir Soekarno.


“Maka kedaulatan Pangan dan Petani jadi komitmen JKW-JK yang sesuai dengan amanat Soekarno. Ajaran Soekarno, yang disebut marhaenisme, lahir dari pertemuannya dengan seorang petani miskin dari Bandung Selatan, bernama Marhaen. Dialog yang menjadi landasan perjuangan bagi petani Indonesia,” kata Rieke kepada Licom, usai deklarasi Relawan Petani, Jakarta, Jumat (06/06/14).


Baca juga: Wow! Jokowi-JK unggul di Socmed, Prabowo-Hatta menang di Search Engine dan IRC: Demokrat dongkrak Prabowo-Hatta 59,12%, Jokowi-Hatta 40,88%


Selain itu, Rieke yang menyebut Jokowi-JK jadi JKW-JK ini mengungkapkan, Visi misi JKW-JK bagi petani merupakan perjuangan yang tertuang dalam ‘GBHN Soekarno’ yang belum sempat dijalankan, bernama: Pembangunan Semesta Berencana.


Rieke pun mencoba merangkum perjuangan Soekarno untuk Petani, yang kelak akan dilanjutkan JKW-JK, dengan sebutan “Dua Harus, Satu Jangan”.


“Menjadi kewajiban tetap dari Negara, terutama pemerintah untuk memperjuangkan kedaulatan pangan dan petani. Dua harus yang dimaksud adalah: pertama, meningkatkan produksi. Jalan yang harus ditempuh pemerintah adalah dengan memperluas areal tanaman yang sesuai dengan aturan tata ruang dan bersinergi dengan menjaga pelestarian lingkungan hidup,” ungkap Rieke.


Selain itu, diperlukan kesungguhan pemerintah melakukan intensifikasi penanaman, mempertinggi produksi area dengan perbaikan cara menggarap tanah, pemupukan yang ramah lingkungan, perbaikan pembibitan, mekanisasi, dan lain-lain.


“Kedua, peningkatan produktivitas tenaga tani dan antusiasme bekerja, dapat dicapai dengan jalan memberikan masa depan yang baik terhadap petani. Caranya, adalah pelaksanaan aturan agraria dengan ketentuan batas pemilikan tanah. Selain itu harus dipastikan perlindungan terhadap buruh tani, upah yang layak bagi petani, dan lain-lain Perlu juga terus diupayakan bantuan berupa kredit tanpa agunan dengan akses modal yang mudah,” ujar Rieke


Relawan Petani Nusantara deklarasi mendukung JKW-JK di Jakarta ini, juga dihadiri Tim Kampanye Nasional: Djarot S Hidajat dan Mindo Sianipar.


Terkait apa yang dimaksud “satu jangan”, menurut Rieke, tidak bisa pemerintah JKW-JK bekerja sendiri untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan petani. Gotong royong bantuan segenap Rakyat amat dibutuhkan, terutama dari kaum tani sendiri.


“Satu jangan dimaksudkan untuk petani, jangan setengah-setengah membangun organisasi tani dan tidak boleh takut diintimidasi dalam bentuk apa pun, dan oleh siapa pun, termasuk dalam menentukan pilihan politik pada tanggal 9 Juli 2014. Petani jangan takut, setelah 9 Juli 2014 terutama menyangkut perjuangan tanah bagi petani, JKW-JK akan berjuang bersama petani di seluruh Indonesia.”


Terakhir, Rieke mengutip amanat Presiden Soekarno tentang perjuangan tanah bagi petani, yang dikenal dengan Landreform. “…Landreform berarti memperkuat dan memperluas pemilikan tanah untuk seluruh Rakyat Indonesia, terutama kaum tani… Ya! Tanah tidak boleh menjadi alat penghisapan! Tanah untuk Tani! Tanah untuk mereka yang betul-betul menggarap tanah! Tanah tidak untuk mereka yang dengan duduk ongkang-ongkang menjadi gendut-gendut karena menghisap keringatnya orang-orang yang disuruh menggarap tanah itu!” (Soekarno, Djarek hal.224),” katanya. @endang


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment