Tuesday, July 1, 2014

Diperkosa dan disekap tiga hari, laporan tak ditindaklanjuti polisi

Diperkosa dan disekap tiga hari, laporan tak ditindaklanjuti polisi




LENSAINDONESIA.COM: Seorang gadis korban pemerkosaan dan penyekapan melapor kedua kalinya ke Mapolres Kediri Kota, Selasa (01/07/2014). Dara berinisial DS ini kembali melaporkan kejadian yang dialaminya ke Polres setelah laporan sebelumnya tidak ditanggapi.


Dengan kepala tertunduk, gadis asal Desa Suro, Kecamatan Semen itu mendatangi Mapolres dengan diantar oleh kedua orang tuanya serta LSM Komunitas Peduli Kediri (KPK) untuk mencari keadilan.


Baca juga: Pemkot Kediri antisipasi eksodus PSK Dolly dan Kekerasan seks dan fisik terhadap pelajar marak di Kota Kediri


“Laporan pertama dilakukan seminggu yang lalu di Polsek Semen. Namun kami tidak diberi surat tanda laporan kepolisian (LP), bahkan ketika di periksa korban sempat ditakut-takuti penyidik, agar kasus tersebut tidak diteruskan, kata Cecep, aktivis Komunitas Peduli Kediri saat mendampingi korban.


Kerena laporan pertama tidak ditindaklanjuti oleh Polsek Semen, kata Cecep, pihaknya akhirnya mengambil langkah melapor ke Polres Kediri Kota. “Harapan kami kasus ini segera di proses, karena ada dugaan traficking dan penculikan anak di bawah umur. Besok kami juga akan melaporkan kasus ini ke komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), agar korban mendapat perlindungan dari KPAI, karena korban merasa trauma diperiksa penyidik,” ungkapnya.


Cecep menceritakan, peristiwa naas yang dialami DS terjadi sekitar tanggal 17 april lalu. Ketika itu korban berkenalan dengan seorang lelaki-laki bernama Irwan melalui SMS. Meski belum pernah bertatap muka, kedekatan DS dan Irwan akhirnya terjalin.


Karena penasaran, DS pun meminta untuk bertemu. Gayung bersambut, Irwan yang mengaku asal Surabaya itu pun tidak menolak. Korban lantas diminta menemui rekanya bernama Roni di utara Mapolsek Mojo. Korban pun datang. Ditempat itu DS, Irwan dan Roni pun bertemu.


Setelah beberapa saat ngobrol ngelor-ngidul, ketiganya lantas berboncengan satu motor menuju rumah orang tua Roni di desa Ledok. Di tempat itu korban dicekoki minuman keras oleh kedua pelaku. Setelah teler, korban digerayangi lantas disetubuhi. “Di rumah itu korban juga disekap selama tiga hari,” ungkap Cecep.


Selama penyekapan, korban yang masih dibawah umur itu pun merasa depresi. Ia takut bakal dicari oleh kedua orang tuanya.


Berbagai upaya pun dilakukan DS agar bisa bebas. Gadis manis itu pun akhirnya memiliki kesempatan untuk lolos. Dengan sebuah ponsel, DS secara sembunyi-sembunyi menghubungi tetangganya untuk segera dijemput.


Seorang tatangga yang mendapat kabar tersebut lantas memberi tahu keluarga SD. “Tetangga dan orang tua korban akhirnya mendatangi rumah tempat korban disekap,” ujar cecep menceritakan kronologi kejadian.


Saat orang tua DS tiba di tempat penyekapan, Irwan dan Roni pun panik. Bahkan Irwan sempat meminta agar keluarga DS tidak melapor polisi. Karena merasa kasihan, pihak keluarga pun akhirnya mau kasus tersebut diselesaikan secara kekeluargaan. Kesepakatan kedua belakh pihak pun terjadi. Pelaku menjanjikan memberi gantirugi Rp 15 juta.


Namun sayangnya, hingga berbulan-bulan, janji tersebut tidak dipenuhi. Pelaku malah terus menghindar.


Kerana merasa dibohongi, keluara korban lantas melaporkan kejadian ini ke Mapolsek Semen. “Tetapi anehnya saat diperiksa korban malah ditakut-takuti oleh penyidik agar tidak memperpanjang masalah tersebut. Alasanya istri pelaku akan menuntut balik DS,” papar Cecep.


Kasatreskrim Polres Kediri Kota AKP Surono membenarkan bila kasus pemerkosaan dan penyekapan ini tidak ditangani oleh Polsek Semen. Buktinya, hingga pihak korban mendatangi Mapolres, pihaknya belum mendapat pelimpahan laporan.


“Pengakun korban sempat ditakut-takuti oleh penyidik. Kejadianya April lalu, tapi tidak ada pelimpahan laporan dari polsek,” ungkapnya.


Kepada lensaindonesia.com, keluarga DS berharap laporanya ditindaklanjuti dan polisi segera menangkap pelaku.@andik kartika


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment