Tuesday, March 25, 2014

Mahasiswa MIT Cambridge telisik skema transportasi Surabaya, nah!

Mahasiswa MIT Cambridge telisik skema transportasi Surabaya, nah!




LENSAINDONESIA.COM: Komitmen Surabaya yang akan mengembangkan angkutan massal cepat (AMC) mendapat perhatian dari Massachusetts Intitute of Technology (MIT) dari Cambridge, MA 02139, Amerika Serikat. Sebanyak sembilan mahasiswa multinegara yang tengah menempuh pendidikan S-2 memutuskan untuk meneliti lebih dalam skema transportasi Kota Pahlawan.


Selama seminggu, mereka bersama tiga dosen pendamping bakal menggali informasi seputar transportasi dan rencana pengembangannya di masa mendatang.


Baca juga: ITS raih akreditasi A, unggul "Lean and Bottom-led Organization" dan Tim Sapu Angin ITS empat kali berturut-turut rajai lomba mobil irit


Mereka menginjakkan kaki di Surabaya mulai Minggu lalu (23/3/14) dan harus meninggalkan metropolis pada Minggu depan (30/3/14). Rombongan mahasiswa MIT menyadari, mereka tidak punya banyak waktu. Pada Selasa (25/3/14), mereka mengunjungi balai kota guna menemui Walikota Tri Rismaharini.


Kesempatan itu tidak disia-siakan. Satu per satu, mahasiswa mengajukan pertanyaan kepada orang nomor satu di Pemkot Surabaya. Dengan harapan, mereka mendapat data/informasi untuk melengkapi penelitian yang tengah disusun.


Prof. Dr. Ir. Johan Silas, dosen ITS yang juga turut mendampingi rombongan, mengatakan, bahwa pengamatan lebih difokuskan pada wilayah koridor Utara-Selatan yang rencananya akan dihubungkan trem. Para mahasiswa ingin melihat dampak dan kesulitan apa yang bakal terjadi seandainya trem itu sudah beroperasi.


“Nah, dengan hambatan seperti itu, kira-kira kota ini harus diapain? Itulah yang akan dibahas dalam penelitian mereka sehingga diharapkan ke depan daerah-daerah yang dilalui trem itu bisa bagus,” katanya.


Akademisi kelahiran Samarinda itu menyatakan, mahasiswa MIT akan memprediksi kemungkinan-kemungkinan masalah yang akan muncul serta memberikan masukan bagaimana cara mengantisipasinya. Menurut pendapat Johan Silas, hal tersebut jelas sangat menguntungkan Kota Surabaya. Masukan yang diberikan tentu akan sangat berguna bagi pengembangan transportasi massal.


“Perguruan tinggi top level dunia mau ke sini dan memberikan masukan itu kan luar biasa. Jarang sekali ada kota di Indonesia yang dipelajari oleh MIT,” paparnya.


Sementara, walikota dalam kesempatan itu memaparkan tentang skema transportasi di Surabaya dari masa ke masa. Dijelaskan Risma, sejak dulu kawasan utara merupakan wilayah pelabuhan sedangkan agak ke arah tengah kota namun masih di wilayah utara terdapat kawasan kota tua. Pada masa lampau, aktivitas padat di Surabaya bertumpu di kedua kawasan tersebut.


“Jalur utara-selatan sangat padat. Oleh karenanya, guna mengurai kepadatan tersebut, pola pembangunan lantas dikembangkan ke barat dan timur,” katanya.


Saat ini Surabaya tengah berupaya mewujudkan AMC. Sebagai langkah persiapan, dalam waktu dekat akan dibangun sejumlah sub-terminal dan park and ride di beberapa titik. Hal itu bertujuan untuk memfasilitasi pergantian antar moda saat AMC resmi beroperasi.


Risma menegaskan, park and ride bakal memainkan peran penting saat Surabaya memasuki era AMC. Masyarakat diharapkan tidak perlu jauh-jauh berkendara dengan kendaraan pribadi. Cukup ‘menitipkan’ kendaraannya ke park and ride terdekat lalu melanjutkan perjalanan dengan trem maupun monorel.


“Dengan demikian, pengguna AMC tidak perlu capek-capek mengemudi, apalagi kalau tujuannya jauh. Perjalanan pun dipastikan lancar karena AMC terhindar dari macet,” katanya. @iwan_chistiono


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

1 comments:

isuzu-astrasurabaya said...

artikelnya keren gan...apabila ada kebutuhan armada open link : www.promoisuzusurabaya.com

Post a Comment