LENSAINDONESIA.COM: Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Kristiawanto menuding pihak Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) partainya yang diketuaini Hary Tanoesoedibjo (HT) sebagai aktor kegagalan meraup suara besar dalam Pemilu Legislatif (Pileg), 9 April lalu.
“Penghitungan suara (Pileg) menunjukkan, Hanura belum cukup suara untuk usung Capres Wiranto, karena kegagalan Hanura yang dilakukan Bappilu Hanura yang diketuai HT,” kata Kristiawanto, Jakarta, Jumat (25/04/14).
Baca juga: Kampanye Hanura "Kunyitkan" alun-Alun Pacitan dan LSJ: Demokrat dan PKS kurang bersinar, partai Islam lain tergusur
Alasan Kris melimpahkan kesalahan tersebut ke Bappilu, lantaran bos MNC Group yang juga Cawapres Hanura itu tak melaksanakan kebijakan DPP yang ditetapkan dalam rapat pimpinan nasional (Rapimnas).
“Itu, kan kebijakan pemenangan dan seharusnya Bappilu tinggal melaksanakan aja. Tapi, enggak jalankan itu semua. Itu adalah bentuk ketidakkonsistenan Bappilu (dipimpin HT) dalam menjalankan amanah partai,” tegasnya.
Seperti diketahui, sebelum pelaksanaan Pileg, Hanura jauh-jauh hari sudah mendeklarasikan ketua umumnya, Wiranto dan mantan politisi NasDem, HT sebagai pasangan capres-cawapres dalam Pemilu Presiden (Pilpres), 9 Juli nanti.
Namun, berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) sejumlah surveyor memprediksi Hanura hanya mencapai sekitar lima persen. Sehingga, peluang untuk mengusung pasangan Win-HT sulit terealisasi. Sebab, ambang batas pencapresan atau Presidential Threshold harus meraup 20 persen kursi di DPR RI atau meraih 25 persen suara secara nasional dalam Pileg.
HT kepada kader Hanura pernah sesumbar bahwa dengan strateginya, partai besutan Wiranto akan meraih 120 kursi Parlemen. Namun, berdasarkan quick count yang hanya meraup sekitar 5,5 persen atau sekira 28 kursi bila dikonversi. @endang
0 comments:
Post a Comment