Sunday, April 27, 2014

Kapal feri karam, Perdana Menteri Korsel mundur

Kapal feri karam, Perdana Menteri Korsel mundur




LENSAINDONESIA.COM: Perdana Menteri Korea Selatan Chung Hong-won mundur dari jabatanya sebagai bentuk tanggung jawab atas tenggelamnya sebuah feri yang menewaskan hampir 200 orang dan masih banyak yang belum ditemukan.


Pengunduran diri tersebut disampaikan Chung, Minggu pagi (27/04/2014). “Telah lebih dari 10 hari sejak kecelakaan itu terjadi, namun tangisan dari para anggota keluarga yang belum berhasil menemukan kerabat mereka yang hilang membuat saya tidak bisa tidur di malam hari,” ujarnya.


Baca juga: 274 murid hilang tenggelam, wakil kepala sekolah gantung diri dan Kapal feri tenggelam di Korsel, 300 penumpang hilang


Pengunduran dirinya juga dipicu banyaknya kritik soal respons pemerintah dalam menangani bencara feri karam pada 16 April yang menyebabkan 180 orang meninggal dunia dan 110 lainnya hilang.


Atas nama pemerintah ia juga meminta maaf soal kecelakaan mematikan tersebut dan respons awal pemerintah yang kurang efektif dalam menanganinya.


“Saya menundukkan kepala dan menyatakan dukacita ke potret para korban dalam kecelakaan ini. Saya sangat meminta maaf pada keluarga yang berduka, dan saya mendoakan agar mereka bisa cepat pulih dari duka ini.”


Perdana Menteri Chung juga meminta maaf soal berbagai masalah yang terjadi si awal-awal kecelakaan itu, dan masalah-masalah yang muncul sebelum kecelakaan itu terjadi.


Chung dilempari botol air oleh keluarga penumpang feri Sewol yang karam saat dia mengunjungi ruang olahraga di Pulau Jindo tempat kerabat dan teman penumpang kapal nahas itu berkumpul.


“Selama proses pencarian, pemerintah mengambil langkah yang tidak tepat dan mengecewakan masyarakat,” kata Chung. “Saya harus bertanggung jawab untuk semuanya, sebagai perdana menteri.” ujarnya.


“Ada terlalu banyak penyimpangan dan malpraktik dalam masyarakat dan sudah terlalu lama bersama kita dan saya berharap semua itu bisa diperbaiki sehingga kecelakaan seperti ini tidak akan terjadi lagi,” katanya.


Diketahui, Feri Sewol, yang beratnya 6.825 ton, karam pada 16 April dalam perjalanan dari pelabuhan di Incheon, barat Seoul, ke pulau wisata Jeju.


Lebih dari 180 orang, kebanyakan siswa sekolah menengah atas yang sedang berwisata, meninggal dunia dan 11o penumpang lain belum diketahui nasibnya.


Pemerintah Korea Selatan mendapat kritikan sengit karena bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya itu dan kesalahan penanganan dalam operasi penyelamatan.


Sebanyak 15 awak yang bertanggung jawab atas pelayaran kapal feri itu sudah ditahan dan menghadapi tuduhan pidana kelalaian sampai menelantarkan penumpang.


Partai berkuasa dan oposisi di Korea Selatan telah meminta seluruh anggota kabinet mengundurkan diri karena respons mereka yang buruk dalam penanganan bencana tersebut.@ridwan_LICOM


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment