Sunday, June 22, 2014

Pengusaha sukses yang pernah jadi supir angkot dan penjual koran

Pengusaha sukses yang pernah jadi supir angkot dan penjual koran




LENSAINDONESIA.COM: Pertengahan Juni ini, Kota Medan didatangi ribuan pengusaha seluruh Indonesia yang terhimpun dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Kedatangan mereka ke Kota Medan dalam rangkan menggelar Sidang Dewan Pleno II yang merupakan rangkaian Musyawarah Nasional (munas) untuk memilih Ketua Umum HIPMI masa bakti mendatang.


Dari ribuan pengusaha yang datang tersebut, nama Bahlil Lahadalia yang disebut-sebut menjadi salah satu Calon Ketua Umum HIPMI yang diunggulkan.


Baca juga: Era Baru, tantangan mampu cetak pengusaha pribumi andal dan Pengusaha: Presiden terpilih gak "Omdo" prioritaskan infrastruktur


Siapa sebenarnya siapa Bahlil Lahadalia hingga namanya mencuat dan digadang-gadang?


Tak menyangka, Bahlil merupakan pemuda kelahiran Fak-Fak yang pernah menjadi supir angkot dan penjual koran akhirnya kini menjadi pengusaha nasional. Ketekunan, kerja keras dan semangat tak menyerah membawanya mencapai sukses di usia muda.


Lahir ditengah keterbatasan tidak membuatnya rendah diri dan berputus asa. Ayahnya yang hanya berprofesi sebagai kuli bangunan membuat Ibunda Bahlil harus ikut bekerja untuk membantu ekonomi keluarga, sebagai tukang cuci, masa kecil yang penuh keterbatasan ini membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan tangguh.


Di saat SD ia ikut membantu perekonomian keluarga dengan menjajakan kue di sekolah. Memesuki bangku SMP sempat juga menjadi kondektur dan disaat SMEA ia sempat menjadi part time untuk menjadi supir angkot. Semata-mata ia lakukan untuk bertahan hidup

dan menyokong ekonomi keluarga. ditengah keterbatasan tersebut Bahlil tetap menunjukan prestasi dilingkungan Akademik dan Menjadi Ketua Osis.


Bahlil mengungkapkan, semangat untuk mengejar cita-citanya, membuatnya melakukan banyak hal hingga mampu dengan hasil jerih payahnya ia mendaftar kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Mumbai.


“Saya merasa beruntung melalui proses yang tak mudah ini, semuanya penuh kerja keras tapi jujur saya menjalaninya dengan penuh suka cita” ungkap Bahlil melalui pesan kepada Licom, Jakarta, Minggu (22/6/2014).


Semasa di bangku, kuliah Bahlil menceritakan, dirinya sangat aktif. Dirinya menjadi pengurus senat mahasiswa hingga bergabung di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), yang membawannya menduduki posisi puncak sebagai Bendahara Umum PB HMI. Suatu hal yang tidak mudah bagi pemuda kelahiran tanah Papua ini, dengan berorganisasi ini saya belajar banyak hal dan tentunya yang paling berharga adalah pertemanan dan networking,


“Saya memulai karir organisasi saya dari bawah, mulai dari komisariat, cabang, badko hingga pegurus besar,” jelas Bahlil.


Begitu pula saat di HIPMI, Ia menjelaskan karir profesinya mulai tahun 2003 menjadi pegurus BPC berlanjut ke BPD hingga ke BPP saat ini. “Lebih dari satu dekade saya berproses di HIPMI. Tidak ada yang instant jika kita mau membentuk kader yang berkualitas,” tegasnya


Sumber daya alam yang begitu melimpah di tanah Papua, membuatnya makin bersemangat untuk mengelolanya dengan baik untuk membawa perbaikan ekonomi masyarakat papua. Awalnya, Bahlil banyak mengerjakan proyek APBD tapi itu semua hanya batu loncatan untuk memperkuat fondasi dan dari situ ia belajar.


“Para pengusaha di HIPMI sudah selayaknya mendapat kue pembangunan melalui APBD dan APBN karena itu memang hak dari kita,” ungkapnya.


Pemilik Rifa Capital ini terus melebarkan sayapnya, boleh dibilang semua jenis usaha sempat dimasukinya saat ini hingga di holding membagi beberapa jenis usaha mulai dari perkebunan, properti, transportasi, pertambangan dan konstruksi.


Bagi Bahlil, hal utama menjadi pengusaha bukanlah modal, melainkan kreativitas dan jaringan, banyak sekali peluang yang ada apalagi negara kita cukup luas dan memiliki potensi yang melimpah, yang penting kita berani memulainya.


HIPMI sebagai organisasi kaderisasi, kata Bahlil, terus berusaha menciptkan pengusaha-pengusaha muda yang tangguh mulai dari bangku sekolah memang sebaiknya sudah diperkenalkan. “Kita memilik program HIPMI Perguruan Tinggi ini menjadi wadah kaderisasi HIPMI,” ujarnya.


Disisi lain diungkapkan, HIPMI juga harus dapat memberikan peluang yang lebih besar kepada para anggotanya, dengan akses jaringan dan senior yang dimilki HIPMI ini merupakan kekuatan besar. Tingaal bagaimana mengelolanya dengan baik sehingga memberikan kemudahan bagi anggota HIPMI untuk mengakses peluang yang ada.


Untuk menjadi pengusaha yang tangguh, Bahlil memberikan kiat-kiat khususnya, yakni pertama tentunya adalah keyakinan dan mimpi. “Itu yang harus dimiliki setiap orang yang ingin maju, kalu mau jadi pengusaha mimpinya harus besar, dengan mimpi yang besar ini yang memacu kita bekerja keras dan cerdas,” paparnya.


Kedua, jaringan atau networking. Menurutnya hal ini mejadi sangat penting jika ingin berkembang dengan pesat, HIPMI menjadi salah satu sarana yang cukup baik dan efektif untuk memperluas jaringan.


Ketiga, lanjutnya, jangan mudah menyerah dan berputus asa. Karena kegagalan selama tidak membuat mati dan itu akan bisa membuat makin menguatkan diri.


Keempat, paparnya, tentunya adalah sikap dan etika. Menjadi pengusaha harus punya integritas dan bertanggung jawab sehingga dapat dipercaya lantaran itu sebagai modal utama untuk bisa maju.


Pemuda hobi traveling ini, mengaku masih sangat prihatin dengan masih kurangnya jumlah pengusaha di Indonesia.


“Kita harus bahu membahu bersama-sama untuk memndorong para pemuda bisa terjun di dunia usaha, saya yakin HIPMI mampu menjadi garda terdepan untuk mencetak pengusha-pengusaha handal, Ayah tiga putra ini menjelaskan komitmenya untuk bersama-sama merealisasikan hal tersebut, kita akan bangkit bersama,” pungkas Bahlil. @yuanto


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment