LENSAINDONESIA.COM: Dokter Ribka Tjiptaning, Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, penulis buku “Aku Bangga Jadi Anak PKI” menegaskan bahwa kalau PDI Perjuangan tidak diperhitungkan, tidak mungkin fitnah-fitnah itu muncul.
Sebagai anak dari orang tuanya yang pada zaman Orde Baru diblack-list karena ikut Partai Komunis Indonesia pada zaman Presiden Soekarno, Ribka balik bertanya kenapa justru isu PKI-nya yang diangkat.
Baca juga: Situs Blandong di Ponorogo, saksi bisu penembakan gembong PKI Muso
“Kenapa itu yang diangkat? Orang PKI-nya pada kemana? Kan udah pada meninggal. Yang dimaksud PKI itu siapa? Orang udah pada mati dihabisin, kok,” kata Ribka, yang lahir 1 Juli 1959.
“Ibu gua aja (yang dituding ikut PKI) udah 92 tahun, udah gak bisa ngapa-ngapain, udah budeg,” tambah Ribka yang ketika terjadi tragedi 1965, ia masih teka ini mengaku heran.
Lantas, Ribka juga menyontohkan, Bupati Serang, Taufik siapa gitu? Bupati serang itu kan Kopassus. Sebelumnya, Jusuf Kalla keliling Banten, besoknya muncul koran di Banten Pos, Banten Raya. Isinya jangan pilih PDIP karena sama saja memenangkan PKI, karena salah satu timsesnya Ribka tjiptaning.
“Timbul reaksi teman-teman mahasiswa. Kemudian saya diwawancara teman-teman di Banten. Kubilang, kalau saya dibilang gini, saya jadi terkenal lagi, punya alat manggung lagi,” ujar Ketua Komisi IX DPR RI ini .
Dia mengatakan juga, “Saya ingat. Waktu Pilgub Jokowi-Ahok dianggap Kristen. Terakhir, dapat selebaran di Pasar Senen, niat banget itu, berwarna ditulis gini: Dibalik baju kotak-kotak ada agenda Komunis, fotonya saya lagi ngobrol sama Jokowi. Terus dibilang, tidak salah Mega mengutus Ribka jadi timses Jokowi?”
“Saya bukan kader komunis (Bro!). Hebat banget, Nggak gampang jadi seorang PKI itu. Saya ini kader PDIP sejak tahun 1983. Tahun 2010 masuk DPP, saya kader dari bawah,” pungkas Ribka. @endang
0 comments:
Post a Comment