LENSAINDONESIA.COM: Mantan pelatih Barcelona Frank Rijkaard menjadi kandidat kuat pemimpin operator kompetisi yang rencananya segera digelar oleh Tim Transisi bentukan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Diketahui, Tim Transisi memastikan menggelar kompetisi setelah menemukan operator baru pengganti PT Liga Indonesia yang nampaknya tak mau bekerja sama dengan tim tersebut.
Baca juga: Bila Indonesia disanksi FIFA, Menpora selenggarakan kompetisi Galadesa dan Terinspirasi FBI, Tim Transisi Menpora akan usut korupsi di PSSI
Anggota Tim Transisi, Cheppy T Wartono mengatakan, bila pilihanya adalah Rijkaard, maka legenda sepakbola Belanda tersebut tidak sendirian dalam menjalankan kompetisi, tetapi satu tim.
“Ada yang menawarkan. Nantinya, Rijkaard tidak sendirian, melainkan membawa tim,” ujar salah satu anggota Tim Transisi, Cheppy T Wartono seperti dikutip Bola.Net, Jumat (29/05/2015).
Cheppy menyebutkan, beberapa turnamen yang akan digulirkan Tim Transisi dengan operator yang rencananya dipimpin Rijkaard diantaranya, Piala Kemerdekaan dalam rangka memperebutkan Piala Presiden, Piala Panglima TNI, dan Liga Profesional. “Turnamen ini digelar setelah Lebaran,” jelasnya.
“Selain itu, Tim Transisi juga terus mendorong kegiatan-kegiatan positif pembinaan sepakbola usia muda melalui pusat pendidikan dan latihan pelajar (PPLP) dan sekolah sepakbola yang ada.” pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menpora Imam Nahrawi sudah mempersiapkan beberapa program bila sanksi FIFA tersebut benar-benar dijatuhkan, yaitu menjamin kompetisi sepak bola antar daerah yang harus terus bergulir.
“Kami juga akan kembali menggulirkan kompetisi Galadesa dan perserikatan. Tentu dengan pengelolaan yang mendukung pelaksanaannya jauh lebih baik,” tandasnya.
Konsep tersebut menurut Imam, dinilai tepat dikembangkan di Indonesia termasuk akan memperkuat Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP) yang saat ini sudah tersebar diseluruh Indonesia.
“Kita tidak ingin anak cucu kita yang berlatih keras untuk menjadi atlet atau pesepakbola, gagal menjadi pemain nasional dan berprestasi karena ulah tangan-tangan kotor mafia,” imbuh pria Alumni IAIN Surabaya.@angga_lensa
0 comments:
Post a Comment