LENSAINDONESIA.COM: Menjelang bulan puasa, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur memantau harga di 130 pasar tradisional. Hasilnya, hari ini harga sejumlah kebutuhan pokok naik.
Kepala Disperindag Jawa Timur, Warno Hari Sasono mengatakan, pantauan di 130 pasar dilakukan dengan teknik tertentu yaitu di masing-masing pasar mengambil sampel di tiga pedagang yaitu pedagang yang paling laris, pedagang sedang dan pedagang yang paling tak laku.
Baca juga: Jelang Lebaran, harga komoditas pokok semakin naik
Dari tiga pedagang ini akan diakumulasikan yang kemudian memunculkan harga rata-rata dari 19 komoditas yang dipantau.
Hasilnya, daging ayam ras naik lima persen menjadi Rp26.900 per kilogram. Sedangkan telor naik 9 persen, menjadi Rp18 ribu per kilogram.
Namun, kenaikan dua komoditi dipicu bukan karena menjelang bulan puasa, melainkan adanya permintaan dari luar Jatim sehingga mempengaruhi harga di dalam provinsi.
Hasil pantauan Disperindag juga menunjukkan jika beberapa kebutuhan pokok saat ini harganya masih relatif tinggi namun bukan disebabkan puasa melainkan lebih pada musim panen yang belum tiba.
Hari mencontohkan, harga cabe baik kriting dan merah, maupun harga bawang merah saat ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya karena tak kunjung masuk musim panen.
Sementara itu, untuk mengantisipasi peningkatan harga, Disperindag saat ini juga telah menyiapkan skema operasi pasar yang akan digelar selama bulan puasa dan lebaran.
Pemprov Jatim sudah menganggarkan Rp6,850 miliar untuk operasi pasar. Rencananya OP akan digelar selama satu bulan penuh untuk menekan harga kebutuhan pokok.
“Operasi pasar akan dimulai sejak tanggal 16 Juni atau sejak H-3 puasa hingga tanggal 15 Juli atau H-3 lebaran,” jelasnya.
Beberapa komoditi yang akan digelontor dalam operasi pasar di antaranya adalah beras, gula, minyak goreng dan tepung terigu.
Untuk operasi pasar, Disperindag akan menggandeng Perum Bulog, PT Bogasari, serta Pabrik Gula Kebon Agung. “Perusahaan yang kita gandeng nantinya akan kita berikan subsidi angkut dan subsidi kemasan sehingga harga yang dijual ke operasi pasar bisa lebih murah,” ujarnya.@sita/ss
0 comments:
Post a Comment