LENSAINDONESIA.COM: Warga penghuni apartemen Graha Cempaka Mas (GCM), Jakarta Pusat, resah akibat ulah preman-preman bayaran. Warga berharap ada tindakan dari kepolisian, sehingga ulah para preman tidak menjadi-jadi akibat dimanfaatkan konflik pengelolaan apartemen.
Ulah preman yang meresahkan itu, di antaranya melakukan perusakan terhadap panel listrik yang ada di apartemen. Untungnya, ulah di antara para preman itu ada yang dipergoki petugas keamanan apartemen. bahkan, mereka kemudian diamankan.
Baca juga: Takut ibu kekasih, pemuda jatuh dari lantai 11 Apartemen Cervino dan Biar tak ditangkap, eksekutor Holly doa di goa dan tumbal 2 kambing
“Dua orang bayaran tertangkap tangan, setelah diusut ternyata mengakui sebagai orang suruhan pengurus PPRS (Perhimpunan Pengurus Rumah Susun) tandingan di bawah naungan Saurip Kadi,” ungkap Hokli Lingga, pengacara Perhimpunan Penghuni Rumah Susun (PPRS) apartemen GCM kepada wartawan di Jakarta, Selasa (28/1/14).
Kedua preman pelaku itu saat ditanya petugas apartemen, berdalih hanya mengikuti ajakan memperbaiki tower listrik di apartemen dan di janjikan bayaran Rp250.000 per tower.
“Mereka mengaku diajak rekannya untuk memperbaiki listrik dengan bayaran Rp250.000 per tower (apartemen). Tapi, mereka dipersilakan pulang setelah mengakui ada yang menyuruh,” jelasnya.
Lingga mengungkapkan selama sepekan ini, teror terhadap penghuni apartemen bukan cuma merusak panel listrik. Bahkan, ada puluhan preman sengaja berkeliaran di lobi apartemen GCM, bersikap membuat para penghuni apartemen tidak nyaman dan terganggu.
Soal perusakan panel listrik itu, sedianya preman tadi menghidupkan kembali panel listrik di gardu yang sebelumnya memang dipadamkan pengelola resmi. “Pemadaman listrik dilakukan karena berbulan-bulan ada penunggakan pembayaran rekening listrik ke pengelola,” ungkap Lingga.
Sesuai aturan, pengelola dan pengurus PPRS GCM sepakat akan memadamkan listrik di setiap unit karena sudah menunggak pembayaran minimal tiga bulan. Ternyata pasca-pemadaman listrik, warga penghuni apartemen bingung karena mereka mengaku sudah membayar pada pengurus PPRS-nya Saurip Kadi. Sebaliknya, pihak Saudi Kadi mengaku sudah membayar kewajiban warga kepada pengelola.
“Kami pastikan tidak ada pembayaran listrik dari PPRS besutan Saurip Kadi kepada pengelola. Warga silakan menuntut ke pengelola tandingan itu bila merasa memberikan pembayaran listrik ke mereka,” ungkapnya.
Sementara itu, Saurip Kadi saat dikonfirmasi terkait hal itu justru enggan berkomentar. Dirinya selain sulit ditemui, telepon selulernya pun setiap dihubungi tidak aktif. @silma
0 comments:
Post a Comment