LENSAINDONESIA.COM: Gubernur DKI Joko Widodo(Jokowi) mengaku selama dirinya menjabat sebagai Gubernur di DKI Jakarta, Pemprov DKI kerap dapat bantuan dari pengusaha di Ibukota.
Selain menyumbang, para pengusaha juga menjalankan kewajibannya dalam program Corporate Social Responsibility (CSR) dan itu merupakan bentuk kontribusi bagi Ibukotanya.
Baca juga: Tiga stasiun KA jadi percontohan integrasi dengan halte busway dan Pemprov DKI bersama PT.KAI buat halte busway & stasiun terintegrasi
“Bukan cuma Mayapada Group, banyak pengusaha yang nyumbang karena semua pengen berkontribusi kepada kotanya. Asal tahu saja ya, sejak saya jadi Gubernur itu, yang namanya perusahaan mau jalankan kewajiban CSR ngantrinya banyak banget,” ungkap Jokowi di Balaikota, Jakarta Pusat, Selasa (28/01/14) .
Banyaknya sumbangan dari para pengusaha dianggap Jokowi hal biasa, lantaran kebijakan pemerintahannya bersama Wagub Basuki Tjahaja Purnama selama ini dianggap sudah pro rakyat.
“Saya juga ndak ngerti, tanyakan saja ke mereka. Jadi yang begitu gitu, ya biasa lah,” kata mantan Walikota Solo ini, yang tidak sempat merinci satu per satu perusahaan apa saja yang berebut memberi bantuan ke pemerintah DKI Jakarta.
Nantinya pendapatan dari bus hasil sumbangan Mayapada, Jokowi berharap dapat berguna bagi masyarakat akan masuk ke dalam kas daerah.
“Masuknya ke kas daerah. Saya itu ngertinya yang penting berguna buat rakyat banyak,” kata Jokowi dengan gayanya yang khas.
Sebelumnya, Jumat (24/01) lalu, CEO Mayapada Group, Dato Sri Tahir menyumbangkan 10 unit
bus Transjakarta kepada Pemprov DKI dengan harapan dapat meringankan beban pemerintah dalam mengurangi kemacetan lalu lintas di Jakarta.
“Macet ini enggak beres-beres, sepuluh bus itu sedikit, tapi lumayan buat tambah jumlah perjalanan,” kata Dato usai memberi bantuan bus secara langsung ke Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Balai Kota DKI, Jakarta.
Selain itu, Dato juga mengajak para pengusaha lain agar bergotong-royong membantu pemerintah mengatasi berbagai masalah di Ibu Kota. Pasalnya, persoalan besar ini tidak bisa selesai jika hanya mengandalkan tangan pemerintah saja.
“Kami hanya mampu sepuluh bus, tetapi memang harusnya gotong-royong. Kalau satu grup saja sepuluh bus, kalau ada 100 pengusaha, coba bayangkan ada berapa bus lagi,” kata Dato. Setuju! @silma
0 comments:
Post a Comment