Saturday, August 30, 2014

Pedih 20 keluarga dibantai rudal, ini cerita Rina melahirkan di Gaza

Pedih 20 keluarga dibantai rudal, ini cerita Rina melahirkan di Gaza




LENSAINDONESIA.COM: Tragedi kemanusiaan akibat perang, bukan cuma warga Gaza yang menderita akibat serangan Isrel. Warga Indonesia, Rina ikut merasakan pilu dan miris menyaksikan serbuan rudal-rudal roket di Gaza.


Rina mengaku tak bisa menggambarkan penderitaan dan rasa mirisnya selama berada di Gaza, dan harus melahirkan anak keduanya, Yasin Ahmad Yahya Skaik. Saat itu, rudal-rudal dan roket-roket Zionis Israel terus dijatuhkan dari pesawat tempur ke Gaza, Palestina.


Baca juga: Sufi Alawiyya ajak warga dunia desak gencatan senjata di Timur Tengah dan Pemain Maccabi Haifa asal Israel diserang penonton sepakbola


“Yang membuat saya sedih, tak ada yang membantu persalinan, kecuali suami saya sendiri (Yahya Ibrahim Skaik). Suasana memang sangat kacau sekali,” tutur Rina yang bernama lengkap Rinawati binti Ruhendi Mukman (35), seperti diceritakan kepada Tim SOS Palestine ACT, di Gedung KBRI di Kairo, Mesir, sebelum diungsikan ke Indonesia pada Jumat (29/8/2014).


Rina beserta suami –pria asal Gaza– dan kedua anaknya, diupayakan TIM SOS Palestine ACT langsung bertolak ke Indonesia, usai beristirahat di Gedung KBRI Mesir.


Rina bersyukur dapat meninggalkan negara bak medan pembunuhan manusia secara massal dan kejam itu. Dia mengaku bersama suami dan anaknya belum punya rencana yang pasti jika tinggal permanen di Indonesia.

“Saya dan suami belum tahu mau kerja apa di Indonesia, karena soal ekonomi. Kami pasti akan kembali dari nol lagi,” ujar Rina yang asal Desa Cugenang, Cianjur, Jawa Barat ini.


Sementara itu, di Rumah Sakit Al-Hilal Ramsees, Kairo, Mesir, kondisi seorang pasien warga Gaza, Palestina sebut si “pulan” sangat memprihatinkan. Bukan saja ia telah menjadi seorang manusia dengan kondisi invalid seumur hidup, namun dia kini juga sebatang kara. Dua puluh anggota keluarganya habis dihantam kejamnya perang tanpa indahkan aturan di wilayah Gaza, sepanjang bulan Ramadhan lalu.


Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) , Yusnirsyah Sirin dan Sudayat Kosasih, menemani sang pasien, menjalani tugas kemanusiaan amanat dari bangsa Indonesia.


“Yang mengagumkan, dia menyambut kami dengan senyum mengembang,” ungkap Yusnirsyah Sirin, kepada ACTNews, Kamis lalu (28/8/2014).


Kondisi tubuhnya, nampak tinggal separuh bagian atas, sedangkan tubuh bagian bawah sudah diamputasi sampai kedua pahanya.


Menurut Sudayat, membesuk pasien korban serangan Zionis Israel di rumah sakit di Kairo gampang-gampang susah. “ Mesti hati-hati. Salah sedikit, bisa diteriaki “mamnuut tadkhil” (dilarang masuk) alias ditolak dan disuruh pergi,” tambah Sudayat.


Beruntung, rasa lelah harus berhadapan dengan arogansi petugas terbayar dengan lolosnya Tim ACT menemui satu persatu para pasien warga Gaza, dari rumah sakit ke rumah sakit lainnya di Kairo, sembari menyerahkan bantuan kemanusiaan dari bangsa Indonesia untuk mereka.


“Tolong, sering-seringlah kunjungi kami,” pinta sang pasien sebatang kara tadi, sambil memegang erat lengan Tim ACT. @rls act/licom


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment