LENSAINDONESIA.COM: Sat Reskrim Polrestabes Surabaya melakukan sketsa ulang pelaku pembunuhan di Pos Polisi Pasar Kembang untuk mendapat wajah lebih sempurna.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sumaryono mengatakan, pihaknya telah melakukan sketsa ulang wajah pelaku pembunuhan dalam Pos Polisi Pasar Kembang. Menurutnya, hal itu dilakukan setelah melakukan pemeriksaan terhadap saksi yang melihat tersangka di sekitar lokasi kejadian. “Kami melakukan sketsa ulang untuk lebih menyempurnakan. Sketsa wajah baru itu hasil dari pemeriksaan sejumlah saksi lain yang mengaku melihat tersangka,” terangnya.
Baca juga: Identitas pembunuh dalam Pos Polisi Pasar Kembang masih misterius dan Polisi cocokkan wajah pelaku pembunuhan dengan foto anggota Sat Lantas
Seperti diberitakan sebelumnya, Wiji warga asal Kediri ini dibunuh di Pos Polisi dengan motif pelakunya dapat menguasai uang Rp 53 juta yang dibawanya. Namun korban yang membawa mas batangan yang akan dikirim ke BG Juntion tidak diambil bersama 2 unit HPnya.
Seperti diberitakan Lensa Indonesia, Wiji (35), pria asal Kediri yang ditemukan tewas mengenaskan dengan luka di dahi di Pos Polisi Pasar Kembang Jl Arjuna, Minggu (17/8/2014) pagi, diduga jadi korban pembunuhan yang dilakukan pria mirip polisi.
Menurut sumber Lensa Indonesia di Kepolisian, berdasar keterangan saksi sebelum korban tewas dia sempat berurusan dengan pria mirip polisi yang mencegatnya. Lalu pria mirip polisi itu meminta surat kelengkapan berkendaranya. Saat itu korban menyerahkan STNK motor Suzuki Shogun dan Rp 50 ribu sebagai `uang damai` tilang. Wiji lalu dibawa masuk ke dalam Pos Polisi Pasar Kembang oleh pria mirip polisi tadi.
“Setelah itu tak ada lagi yang tahu kejadian di dalam Pos Polisi Pasar Kembang. tahu-tahu besoknya korban ditemukan dalam keadaan tewas dengan luka di dahi dan kabarnya menderita luka tusuk di dada kirinya,” jelas sumber Lensa Indonesia yang meminta namanya dirahasiakan.
Namun belakangan diketahui jika uang Rp 53 juta yang dibawanya hilang dan di tubuhnya hanya ditemukan dua buah handphone dan emas batangan 100 gram senilai Rp 48.750.000. Sementara petugas identifikasi Polrestabes Surabaya yang datang ke lokasi mendapati jasad korban mengalami luka di dahi dan dada kiri korban bekas ditusuk pisau.
Diduga pelaku pembunuhan tak membawa serta barang itu karena emas batangan ada nomor serinya sehingga sulit dijual bebas sedangkan handphone tak ikut dirampas karena khawatir sinyalnya terlacak polisi.
Korban pembunuhan ini juga ditengarai mempunyai masalah hutang dengan seseorang di Lamongan sebesar Rp 25 juta. Informasi ini juga coba dikaitkan polisi dengan peristiwa yang menimpa korban. Yang jelas hingga saat ini polisi masih menyelidiki segala kemungkinan terkait kasus pembunuhan yang diduga melibatkan oknum anggota (aparat) ini. @rofik
0 comments:
Post a Comment