LENSAINDONESIA.COM: Keberadaan ratusan Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitar kawasan Kebun Binatang Surabaya (KBS) bakal terancam setelah Pemkot Surabaya berencana menggusur warung-warung yang biasa berjualan di lokasi wisata itu karena dianggap mengganggu sistem saluran air.
Namun para pedagang tak perlu khawatir karena Pemkot Surabaya berjanji akan melakukan penataan lapak yang lebih teratur PKL agar nantinya tidak mematikan penghasilan mereka.
Baca juga: Pemkot kaji ulang rencana kenaikan tarif Kebun Binatang Surabaya dan Gagal, proses mediasi gugatan PKBSI terhadap Walikota Surabaya
Sekitar 104 PKL di sekitaran KBS mulai mendapat sosialisasi terkait rencana pembongkaran. Hal itu dilakukan karena keberadaan ratusan pedagang mengganggu sistem saluran air pembuangan. Kondisi itu akan mengganggu sistem saluran air pada saat musim hujan. Akibatnya, kawasan sekitar Jl Setail kerap menjadi langganan banjir.
“Ini bukan pembersihan, tapi penataan ulang dan dicarikan solusi.Akan didata ulang di Kelurahan dan Kecamatan agar mereka bisa tetap berjualan,” kata Irvan Widianto Kepala Satpol PP Surabaya, Rabu (27/8/2014).
Diterangkan Irvan Widianto, pendataan ini sebagai syarat bagi PKL untuk masih bisa berjualan di sekitaran KBS pasca pembongkaran dilakukan. Terlebih syarat untuk bisa berdagang di lokasi KBS harus warga Surabaya asli.
Selain itu, para pedagang yang mendapat ijin untuk berdagang harus menyesuaikan dengan jam operasional dari Kebun Binatang. ”Jadi tidak boleh melebihi jam operasional KBS. terutama untuk hari-hari libur,” ujar mantan Camat Rungkut Surabaya itu.
Rencananya, proses ini mulai disosialisasikan pada awal September mendatang karena pada minggu kedua bulan itu, Satpol PP Surabaya sudah mulai melakukan pembongkaran. @iwan_christiono
0 comments:
Post a Comment