Friday, November 28, 2014

Belum sebulan, aspal proyek jalan Rp 1 miliar ‘rontok’

Belum sebulan, aspal proyek jalan Rp 1 miliar ‘rontok’




LENSAINDONESIA.COM: Proyek perbaikan jalan sepanjang 1 kilometer di Desa Dradah, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan amburadul.


Pasalnya, aspal proyek yang baru rampung dikerjakan sekitar sebulan oleh CV Rahayu Jaya tersebut terkelupas dan retak-retak di berapa bagian.


Baca juga: Proyek perbaikan jalan amburadul, bupati Lamongan diduga terima fee dan Anggota DPRD dan pejabat Pemkab Lamongan ikut bermain proyek


Hasil pantauan lensaindonesia.com di lapangan, ketebalan aspal proyek yang dibiayai APBD Kabupaten Lamongan sebesar Rp 1 miliar itu pun tidak merata dan kurang dari 5 cm.


Sementara itu, Dinas PU Bina Marga dan DPRD Kabupaten Lamongan belum bisa dikonfirmasi terkait masalah ini.


Seperti diberitakan sebelumnya, perbaikan jalan di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur yang menyerap dana APBD hingga Rp 122,4 miliar dipertanyakan.


Pasalnya, pembangunan jalan yang mencakup jalan kabupaten, poros strategis, poros desa dan jalan baru yakni jalan poros potensial tersebut tidak sesuai target, bahkan terkesan dikerjakan asal-asalan.


Saat ini, dari 346.732 km jalan kabupaten, sekitar 45,59 persen kondisnya memperatinkan. Sedangkan 762.340 km jalan poros desa, hanya 56 persen berkondisi baik.


Kendati begitu, Pemerintah Kabupaten Lamongan ‘ngotot’ mentargetkan kondisi jalan akan baik hingga 90 persen pada akhir 2014 ini.


Berdasarkan kajian Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lembaga Pengawas Anggaran Indonesia (LPAI) Jawa Timur, kondosi jalan di Kabupaten Lamongan banyak yang rusak, bahkan dinilai tidak sepadan dengan dana Rp 122,4 miliar yang dialokasikan.


Kepala Pusat DPD LPAI Jawa Timur, Suktikno mengatakan, amburadulnya beberapa proyek pengerjaan jalan di Lamongan diduga akibat masih adanya permainan lelang di pihak penyelenggara pengdaan barang dan jasa, dalam hal ini termasuk Dinas PU Bina Marga.


Sedangkan komisi di DPRD yang membidangi dalam hal pembangunan jalan selama ini tidak berfungsi sebagai lembaga kotrol. Parahnya lagi, oknum anggota dewan juga ikut-ikutan meminta proyek.


“Nuansa KKN masih sangat kuat. Dewan mana bisa menjalankan fungsi kontrolnya kalau diantara mereka ikut mendapatkan proyek. Proyek amburadul juga pasti didiamkan karena tahu-sama tahu,” ungkapnya beberapa saat lalu.@suliono


alexa ComScore Quantcast

Google Analytics NOscript

0 comments:

Post a Comment